Heboh! Soal Ini SID Tolak Mentah -Mentah Tawaran Rp 1M Dari Presiden Jokowi
Sunday, March 26, 2017
Presiden Joko Widodo rencananya akan membuat program dengan tajuk #jokowimenjawab pada Februari 2017 lalu. Program tersebut bermaksud memberi ruang bagi anak muda untuk bebas mengirimkan pertanyaan apapun lewat kiriman video yang nantinya akan dijawab oleh Presiden lewat akun media sosialnya.
Jelang dirilisnya #jokowimenjawab, pihak tim program tersebut meminta izin menggunakan lagu dan cuplikan video musik “Jadilah Legenda” dari Superman Is Dead (SID).
Rencananya lagu tersebut akan dipakai sebagai soundtrack untuk video #jokowimenjawab karena isinya yang kental dengan semangat nasionalisme bagi anak muda.
Namun, tawaran tersebut secara mengejutkan ditolak oleh Jerinx (JRX), drummer sekaligus frontman SID yang menulis lagu tersebut.
“But we all know, ini politik, untuk kepentingan RI 1, kita bisa saja menjual lagu tersebut, misalnya seharga 1 miliar dan saya yakin itu akan berhasil mengingat seberapa sering Jokowi menyebut nama SID dalam wawancara. Tapi saya menolaknya,” ujar JRX dilansir dari laman warningmagz via TribunStyle.
Jelang dirilisnya #jokowimenjawab, pihak tim program tersebut meminta izin menggunakan lagu dan cuplikan video musik “Jadilah Legenda” dari Superman Is Dead (SID).
Rencananya lagu tersebut akan dipakai sebagai soundtrack untuk video #jokowimenjawab karena isinya yang kental dengan semangat nasionalisme bagi anak muda.
Namun, tawaran tersebut secara mengejutkan ditolak oleh Jerinx (JRX), drummer sekaligus frontman SID yang menulis lagu tersebut.
“But we all know, ini politik, untuk kepentingan RI 1, kita bisa saja menjual lagu tersebut, misalnya seharga 1 miliar dan saya yakin itu akan berhasil mengingat seberapa sering Jokowi menyebut nama SID dalam wawancara. Tapi saya menolaknya,” ujar JRX dilansir dari laman warningmagz via TribunStyle.
Keputusan JRX untuk menolak tawaran ini dilakukan sebagai bentuk solidaritasnya kepada perjuangan rakyat Kendeng yang menolak berdirinya pabrik semen di tanah mereka yang dinilai akan merusak alam dan kehidupan petani.
“Saat ini kasus Kendeng sedang memerlukan solidaritas penuh.
Saya menolak lagu ‘Jadilah Legenda’ dipakai alat kampanye dengan alasan tidak mau solidaritas saya terhadap Kendeng dikaburkan dengan dipakainya lagu yang saya tulis untuk kampanye Jokowi.
Hal ini juga saya lakukan sebagai peringatan kepada beliau jika saya atau SID tidak selalu 100 persen mendukung kebijakannya.
Saya bukan musisi istana,” tambah JRX.
Sikap kritis ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh JRX bersama SID.
Band punk rock asal Bali ini juga turut ambil bagian dalam aksi penolakan proyek reklamasi di Teluk Benoa, Bali.
Bagi Jerinx, perjuangannya menolak Reklamasi Teluk Benoa bukan tanpa sebab. Sebagai warga asli Bali, Jerinx khawatir dengan dampak yang akan terjadi bila reklamasi tersebut benar-benar dilakukan.
“Tidak diuruk pun ketika hujan sudah banjir. Belum lagi mereka bilang akan mendatangkan 250 ribu pekerja. Itu mau ditaruh di mana sementara Bali Selatan sudah crowded mendekati Jakarta. Anda tahu sendiri khan kemacetannya sudah bisa dibilang beda 30% dengan di Jakarta. Dan beban kemacetan kan berat, bisa bikin stres, gila, depresi, kriminalitas segala macam,” ucap Jerinx seperti dikutip dari Liputan6.
Hingga saat ini Jerinx masih terus konsisten menolak reklamasi Teluk Bali tersebut.
“Saat ini kasus Kendeng sedang memerlukan solidaritas penuh.
Saya menolak lagu ‘Jadilah Legenda’ dipakai alat kampanye dengan alasan tidak mau solidaritas saya terhadap Kendeng dikaburkan dengan dipakainya lagu yang saya tulis untuk kampanye Jokowi.
Hal ini juga saya lakukan sebagai peringatan kepada beliau jika saya atau SID tidak selalu 100 persen mendukung kebijakannya.
Saya bukan musisi istana,” tambah JRX.
Sikap kritis ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh JRX bersama SID.
Band punk rock asal Bali ini juga turut ambil bagian dalam aksi penolakan proyek reklamasi di Teluk Benoa, Bali.
Bagi Jerinx, perjuangannya menolak Reklamasi Teluk Benoa bukan tanpa sebab. Sebagai warga asli Bali, Jerinx khawatir dengan dampak yang akan terjadi bila reklamasi tersebut benar-benar dilakukan.
“Tidak diuruk pun ketika hujan sudah banjir. Belum lagi mereka bilang akan mendatangkan 250 ribu pekerja. Itu mau ditaruh di mana sementara Bali Selatan sudah crowded mendekati Jakarta. Anda tahu sendiri khan kemacetannya sudah bisa dibilang beda 30% dengan di Jakarta. Dan beban kemacetan kan berat, bisa bikin stres, gila, depresi, kriminalitas segala macam,” ucap Jerinx seperti dikutip dari Liputan6.
Hingga saat ini Jerinx masih terus konsisten menolak reklamasi Teluk Bali tersebut.