Wajah Kakek Penjual Koran Ini Ditutup Perban, Kenyataannya Bikin Haru Netizen
Thursday, March 16, 2017
Kakek Abdurrahman, atau orang-orang disekitar tempat ia tinggal memanggilnya dengan kakek Rahman. Kakek Abdurrahman berprofesi sebagai tukang koran di SPBU Kasablanka di daerah tebet, Jakarta Selatan.

Saat usianya yang sudah menginjak 77 tahun kakek ini masih tetap semangat untuk mencari rezeki untuk kebutuhan keluarganya. Sang istri telah tiada sejak lima tahun yang lalu. Kakek Abdurrahman saat ini sudah sekitar 7 tahun berjualan koran di daerah SPBU Kasablanka.
Mirisnya lagi, Kakek Abdurrahman saat ini mengidap penyakit kanker di wajahnya. Kanker ini termasuk ganas karena sudah menggerogoti seluruh hidungnya. Tidak ada lagi pengobatan yang bisa dilakukan Kakek Abdurrahman karena terkendala ekonomi. Oleh sebab itu, ia hanya menahan sakit dengan kankernya. Di hatinya selalu berharap ada pihak yang mau mengobati kanker di wajahnya ini. Setiap harinya, sang kakek selalu menggunakan perban untuk menutupi wajah yang sudah terserang kanker.
Jika mengingat usianya yang sudah renta seharusnya Kakek Abdurrahman tidak usah mencari uang lagi akan tetapi kakek ini menolak. Ia bersikeras untuk tetap mencari uang, meskipun cucunya sudah melarang untuk berjualan namun sang kakek tetap berusaha mencari uang

Saat usianya yang sudah menginjak 77 tahun kakek ini masih tetap semangat untuk mencari rezeki untuk kebutuhan keluarganya. Sang istri telah tiada sejak lima tahun yang lalu. Kakek Abdurrahman saat ini sudah sekitar 7 tahun berjualan koran di daerah SPBU Kasablanka.
Mirisnya lagi, Kakek Abdurrahman saat ini mengidap penyakit kanker di wajahnya. Kanker ini termasuk ganas karena sudah menggerogoti seluruh hidungnya. Tidak ada lagi pengobatan yang bisa dilakukan Kakek Abdurrahman karena terkendala ekonomi. Oleh sebab itu, ia hanya menahan sakit dengan kankernya. Di hatinya selalu berharap ada pihak yang mau mengobati kanker di wajahnya ini. Setiap harinya, sang kakek selalu menggunakan perban untuk menutupi wajah yang sudah terserang kanker.
Jika mengingat usianya yang sudah renta seharusnya Kakek Abdurrahman tidak usah mencari uang lagi akan tetapi kakek ini menolak. Ia bersikeras untuk tetap mencari uang, meskipun cucunya sudah melarang untuk berjualan namun sang kakek tetap berusaha mencari uang
Penghasilan yang didapatkan kakek Abdurrahman tidaklah menentu, tergantung minat para pembeli. Mirisnya, ada saja pembeli yang mengurungkan niatnya untuk membeli koran dagangannya
“Takut lihat wajah saya,” ujarnya.
Dituturkannya, mulai pukul 06:00 pagi, Kakek Abdurrahman mulai menjajakan korannya. Sebelum berangkat ia tak pernah meninggalkan shalat shubuh. Dalam shalatnya ia selalu berdoa kepada Allah agar dagangannya dilariskan pada siang nanti. Allah pun memberikannya rejeki, ada saja yang memberikan santunan pada kakel renta ini. Kebanyakan mereka memberikan uang kembalian untuknya atau tanpa membeli koran sang kakek.
“Dalam hal beribadah kakek tidak kalah dengan usia dibawahnya, dalam.setahun bisa empat kali khatam Al-Qur’an?” ujar cucu Kakek Abdurrahman.
Kakek Abdurrahman yakin, perjuangan yang keras akan mendapatkan hasil yang memuaskan diseimbangi dengan doa, usaha, dan bekerja. Ia begitu berharap bisa sembuh dari penyakit yang menyerang wajahnya. Tetapi sang kakek pun ikhlas jika satu saat nanti harus berpulang ke Rahmatullah karena penyakitnya ini.
“Takut lihat wajah saya,” ujarnya.
Dituturkannya, mulai pukul 06:00 pagi, Kakek Abdurrahman mulai menjajakan korannya. Sebelum berangkat ia tak pernah meninggalkan shalat shubuh. Dalam shalatnya ia selalu berdoa kepada Allah agar dagangannya dilariskan pada siang nanti. Allah pun memberikannya rejeki, ada saja yang memberikan santunan pada kakel renta ini. Kebanyakan mereka memberikan uang kembalian untuknya atau tanpa membeli koran sang kakek.
“Dalam hal beribadah kakek tidak kalah dengan usia dibawahnya, dalam.setahun bisa empat kali khatam Al-Qur’an?” ujar cucu Kakek Abdurrahman.
Kakek Abdurrahman yakin, perjuangan yang keras akan mendapatkan hasil yang memuaskan diseimbangi dengan doa, usaha, dan bekerja. Ia begitu berharap bisa sembuh dari penyakit yang menyerang wajahnya. Tetapi sang kakek pun ikhlas jika satu saat nanti harus berpulang ke Rahmatullah karena penyakitnya ini.