Berjiwa Besar dan Sportif Soal Hasil Pilkada DKI, Ahok Bilang Tak Ada Rencana Gugat ke MK
Wednesday, April 19, 2017
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memastikan tidak ada aksi menggugat hasil perhitungan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Hasil perhitungan quick count beberapa lembaga survei, pasangan Ahok dan Djarot Saiful Hidayat kalah dari pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan tiga Anies Baswedan- Sandiaga Uno.
"Saya kira enggak ada niat gugat ke MK ya. Kalau memang sudah kayak begitu ya sudah saya kira," kata Ahok di kantor DPP PartaiNasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2017).
Ahok memastikan tak akan menggugat, meskipun banyak temuan dugaan kecurangan ketika pelaksanaan pemungutan suara.
"Saya kira enggak ada niat gugat ke MK ya. Kalau memang sudah kayak begitu ya sudah saya kira," kata Ahok di kantor DPP PartaiNasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2017).
Ahok memastikan tak akan menggugat, meskipun banyak temuan dugaan kecurangan ketika pelaksanaan pemungutan suara.
"Saya enggak tahu, itu urusan timses. Saya belum ketemu sama timses," kata Ahok.
Baca: Ahok Janji Percepat Sejumlah Program di di Sisa Periode Jabatannya
Juru bicara Ahok- Djarot, Raja Juli Antoni, sebelumnya menyatakan pihaknya menemukan adanya intimidasi terhadap pemilih di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta, Rabu kemarin.
Gangguan terhadap pemilih itu menurut dia terjadi di TPS 13, 16, 17, dan 24 di Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Kemudian di dekat TPS Tegal Alur, dan di TPS 15 Ancol.
"Di TPS 15 di sebuah apartemen daerah Ancol misalnya, para pemilih jadi enggan turun dari apartemen karena ada kerumunan orang yang membuat warga apartemen khawatir," kata Raja.
Baca: Ahok Janji Percepat Sejumlah Program di di Sisa Periode Jabatannya
Juru bicara Ahok- Djarot, Raja Juli Antoni, sebelumnya menyatakan pihaknya menemukan adanya intimidasi terhadap pemilih di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di Jakarta, Rabu kemarin.
Gangguan terhadap pemilih itu menurut dia terjadi di TPS 13, 16, 17, dan 24 di Kamal, Kalideres, Jakarta Barat. Kemudian di dekat TPS Tegal Alur, dan di TPS 15 Ancol.
"Di TPS 15 di sebuah apartemen daerah Ancol misalnya, para pemilih jadi enggan turun dari apartemen karena ada kerumunan orang yang membuat warga apartemen khawatir," kata Raja.