Menikah di Hadapan Ibu yang Sekarat, Artis Ini Pinjam Peci Petugas Rumah Sakit
Monday, April 17, 2017
Pernikahan biasanya dilaksanakan dengan acara yang mewah dan penuh suka cita.

Namun hal itu tak dirasakan oleh pasangan selebritis yang satu ini.
Bukannya berbahagia, mereka justru menikah di tengah kedukaan.
Deswita Maharani dan Ferry Maryadi, telah menjadi pasangan suami istri sejak tahun 2012 lalu.
Namun siapa sangka pernikahan keduanya dilansungkan dengan dramatis.
Ferry pertama kali bertemu dengan Deswita dalam acara di sebuah stasiun televisi pada 1999-an.

Namun hal itu tak dirasakan oleh pasangan selebritis yang satu ini.
Baca Juga
Bukannya berbahagia, mereka justru menikah di tengah kedukaan.
Deswita Maharani dan Ferry Maryadi, telah menjadi pasangan suami istri sejak tahun 2012 lalu.
Namun siapa sangka pernikahan keduanya dilansungkan dengan dramatis.
Ferry pertama kali bertemu dengan Deswita dalam acara di sebuah stasiun televisi pada 1999-an.
Saat itu hubungan keduanya masih berbatas teman.
Ferry pun masih menyandang status sebagai suami dari Risma Nilawaty.
Namun, di tengah perjalanan rumah tangga Ferry dan Risma yang dibina sejak 2003 kandas pada 2010.
Setelah lama tak berjumpa, Ferry akhirnya kembali dipertemukan dengan Deswita.
Mereka kerap berbicara soal kehidupan hingga hubungan keduanya kian lama kian dekat.
Ferry akhirnya jadian dan secara resmi memacari Deswita.
Ferry sempat ragu dengan dirinya sendiri yang saat itu sudah memiliki seorang putri, sementara Wita belum menikah.
Ia memohon agar diberikan petunjuk oleh Allah.
Apa yang terjadi, Ferry siap menghadapinya.
Ferry pun masih menyandang status sebagai suami dari Risma Nilawaty.
Namun, di tengah perjalanan rumah tangga Ferry dan Risma yang dibina sejak 2003 kandas pada 2010.
Setelah lama tak berjumpa, Ferry akhirnya kembali dipertemukan dengan Deswita.
Mereka kerap berbicara soal kehidupan hingga hubungan keduanya kian lama kian dekat.
Ferry akhirnya jadian dan secara resmi memacari Deswita.
Ferry sempat ragu dengan dirinya sendiri yang saat itu sudah memiliki seorang putri, sementara Wita belum menikah.
Ia memohon agar diberikan petunjuk oleh Allah.
Apa yang terjadi, Ferry siap menghadapinya.
Ia menikah karena sungguh-sungguh membutuhkan Wita.
” Aku butuh kamu,” tegas pemain sinetron Rama dan Ramona pada Wita.
Dalam sebuah kesempatan, Ferry berusaha mengungkapkan isi hatinya kepada orang tua Wita.
Ia memberanikan dirian diri untuk meminang putrinya itu.
“Tanya aja sama dia, mau atau enggak?” jawab orang tua Wita, seperti dituturkan Ferry.
Namun sebuah musibah ternyata harus terjadi sebelum Ferry datang melamar Wita secara resmi.
Ibunda Wita harus masuk ke rumah sakit karena penyakit lever.
Kondisi kesehatan ibunda Wita bukannya membaik, ternyata justru semakin menurun.
Dari awalnya masuk ruang ICU hingga ke ruang ICCU.
Saat itu Ferry sedang mengisi sebuah acara di Bandung.
Dalam kondisi panik, ponsel Ferry tiba-tiba berdering.
Sahabatnya, Irfan Hakim menelepon.
” Aku butuh kamu,” tegas pemain sinetron Rama dan Ramona pada Wita.
Dalam sebuah kesempatan, Ferry berusaha mengungkapkan isi hatinya kepada orang tua Wita.
Ia memberanikan dirian diri untuk meminang putrinya itu.
“Tanya aja sama dia, mau atau enggak?” jawab orang tua Wita, seperti dituturkan Ferry.
Namun sebuah musibah ternyata harus terjadi sebelum Ferry datang melamar Wita secara resmi.
Ibunda Wita harus masuk ke rumah sakit karena penyakit lever.
Kondisi kesehatan ibunda Wita bukannya membaik, ternyata justru semakin menurun.
Dari awalnya masuk ruang ICU hingga ke ruang ICCU.
Saat itu Ferry sedang mengisi sebuah acara di Bandung.
Dalam kondisi panik, ponsel Ferry tiba-tiba berdering.
Sahabatnya, Irfan Hakim menelepon.
Ia berharap Ferry untuk segera menikahi Wita jika memang serius.
Hati Ferry berkecamuk. Di satu sisi, ibunda Wita sedang sakit, sedangkan di sisi lain dia diminta untuk segera menikah.
Sesaat kemudian Ferry menelepon Wita.
Ternyata, Irfan pun sudah memberitahukan Wita.
Ferry pun kemudian meminta petunjuk dengan melakukan salat Istikarah.
Saat itu kondisi ibunda Wita, Kusyeti, makin menurun akibat penyakit lever yang dideritanya.
Namun Tuhan ternyata berkenan memudahkan jalan keduanya.
Kebetulan, orangtua Ferry saat itu juga sedang berada di Jakarta.
Mendengar kabar dari anaknya, orangtua Ferry pun bergegas datang ke rumah sakit.
Saat Ferry tiba, hari menjelang malam.
Ia berpikir siapa yang akan menjadi penghulu pernikahannya.
Setelah bicara, sepupu Wita akhirnya setuju menikahkan Ferry dan Wita, karena kebetulan sepupunya penghulu.
Pernikahan dalam keadaan darurat itu pun segera dilaksanakan.
Saat itu, semua berkumpul di ruangan Kusyeti yang sudah kritis.
Hati Ferry berkecamuk. Di satu sisi, ibunda Wita sedang sakit, sedangkan di sisi lain dia diminta untuk segera menikah.
Sesaat kemudian Ferry menelepon Wita.
Ternyata, Irfan pun sudah memberitahukan Wita.
Ferry pun kemudian meminta petunjuk dengan melakukan salat Istikarah.
Saat itu kondisi ibunda Wita, Kusyeti, makin menurun akibat penyakit lever yang dideritanya.
Namun Tuhan ternyata berkenan memudahkan jalan keduanya.
Kebetulan, orangtua Ferry saat itu juga sedang berada di Jakarta.
Mendengar kabar dari anaknya, orangtua Ferry pun bergegas datang ke rumah sakit.
Saat Ferry tiba, hari menjelang malam.
Ia berpikir siapa yang akan menjadi penghulu pernikahannya.
Setelah bicara, sepupu Wita akhirnya setuju menikahkan Ferry dan Wita, karena kebetulan sepupunya penghulu.
Pernikahan dalam keadaan darurat itu pun segera dilaksanakan.
Saat itu, semua berkumpul di ruangan Kusyeti yang sudah kritis.
Ia mengumpamakan saat itu kondisi kesehatan calon ibu mertuanya tinggal 10 persen.
Tak lamaak lama, Ferry mendekati calon ibu mertuanya yang sedang berbaring. Ia membisikinya secara perlahan.
“Bu, Erry minta izin untuk menikahi Wita. Kalau ibu mengizinkan, tolong cengkram tangan Erry (Ferry),” ucap Ferry.
Kusyeti pun mencengkram tangan Ferry tanda setuju putrinya dinikahi olehnya.
Akad pun segera digelar.
Ferry sempat meminjam peci kepada petugas rumah sakit, sedangkan Wita meminjam kerudung.
Saat akad tengah dilaksanakan, ibunda Wita tiba-tiba muntah darah.
Suasana pun berubah menjadi panik.
Semua orang menangis menyaksikan pemandangan itu, tapi pernikahan tetap berlangsung.
Akad diucapkan dan keduanya resmi jadi suami istri.
Saat para saksi yang hadir dalam ruangan ICU itu mengucap kata ‘sah’, ibunda Wita menitikkan air mata.
Ferry kemudian mendekat ke ibu mertuanya dan mengatakan jika kini ia dan Wita sudah menjadi suami istri.
Mendengar ucapan Ferry, ibunda Wita akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Saat itu jarum jam menunjukkan angka 20.30 WIB, tepat 15 Januari 2012.
Kini Ferry dan Wita menjalani rumah tangga yang bahagia dengan dua buah hati melengkapi mereka.
Seorang putri dari pernikahan Ferry sebelumnya, dan seorang putra dari pernikahannya bersama Wita.
Buah cinta Ferry dan Wita tersebut diberi nama Kabay Anaking Maryadi.
Tak lamaak lama, Ferry mendekati calon ibu mertuanya yang sedang berbaring. Ia membisikinya secara perlahan.
“Bu, Erry minta izin untuk menikahi Wita. Kalau ibu mengizinkan, tolong cengkram tangan Erry (Ferry),” ucap Ferry.
Kusyeti pun mencengkram tangan Ferry tanda setuju putrinya dinikahi olehnya.
Akad pun segera digelar.
Ferry sempat meminjam peci kepada petugas rumah sakit, sedangkan Wita meminjam kerudung.
Saat akad tengah dilaksanakan, ibunda Wita tiba-tiba muntah darah.
Suasana pun berubah menjadi panik.
Semua orang menangis menyaksikan pemandangan itu, tapi pernikahan tetap berlangsung.
Akad diucapkan dan keduanya resmi jadi suami istri.
Saat para saksi yang hadir dalam ruangan ICU itu mengucap kata ‘sah’, ibunda Wita menitikkan air mata.
Ferry kemudian mendekat ke ibu mertuanya dan mengatakan jika kini ia dan Wita sudah menjadi suami istri.
Mendengar ucapan Ferry, ibunda Wita akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.
Saat itu jarum jam menunjukkan angka 20.30 WIB, tepat 15 Januari 2012.
Kini Ferry dan Wita menjalani rumah tangga yang bahagia dengan dua buah hati melengkapi mereka.
Seorang putri dari pernikahan Ferry sebelumnya, dan seorang putra dari pernikahannya bersama Wita.
Buah cinta Ferry dan Wita tersebut diberi nama Kabay Anaking Maryadi.