Warga Sulawesi Tewas Dimangsa Piton, Panji Petualang Beberkan Faktor 5 Penyebabnya
Saturday, June 16, 2018
Kabar tewasnya seorang wanita dimangsa ular piton di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Tenggara bikin heboh warga.
Tak hanya itu, pakar reptil, Panji Petualang juga ikut mengomentari kasus ini dan menjelaskan apa alasan ular itu sampai memeangsa manusia.
Baca Juga
Sebab kata dia, pada dasarnya ular apapun takut pada manusia.
Diberitakan sebelumnya, wanita bernama Wa Tiba (54) ini adalah seorang ibu rumah tangga di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Muna.
Padahal sebelumnya, Tiba sempat pamit dari rumahnya untuk pergi ke kebun dan hendak melihat kebun jagungnya yang dirusak babi hutan saat malam takbiran.
Nahas, saat warga lainnya sibuk mempersiapkan lebaran, Tiba tewas dimangsa ular piton.
Pagi harinya, Tiba tak kunjung pulang ke rumahnyya hingga membuat keluarga khawatir, padahal rencananya akan salat Idul Fitri ke masjid.
Namun hingga pukul 06.00 Wita, Tiba pun tak kunjung datang.
Saudaranya yang bernama La Miranda, kemudia mencoba mencari Tiba ke kebun yang jaraknya satu km dari rumah.
Miranda awalnya melihat jejak korban yang ditemukan di sekitar kebun.
Ditemukan adanya senter, sandal jepit, dan parang yang tercecer di sana.
Miranda pun kemudian meminta bantuan warga lainnya untuk mencari keneradaan Tiba.
Titik terang dari pencarian Tiba mulai tampak setelah seorang warga bernama La Ode Fendi melihat seekor ular raksasa dengan perut membesar di sekitar kebun pada pukul 09.30 Wita.
Ular raksasa itu juga tampak tak bisa bergerak karena diduga kekenyangan.
Menurut Kasat Reskrim Polres Muna, Iptu Fitrayadi, warga yang curiga Tiba telah dimangsa, kemudian berusaha membunuh ular tersebut menggunakan senjata seadanya.
Dugaan mereka pun berbuah hasil, ternyata tubuh Tiba ada di dalam perut ular terseb
Warga pun dibuat heboh dengan penemuan tubuh Tiba di dalam hewan raksasa tersebut.
Mereka berbondong-bondong ke Desa Persiapan Lawela untuk melihat ular sepanjang sekitar 8 meter tersebut dan melayat jenazah korban.
Penyebab piton mangsa manusia
Sementara itu, Panji petualang di akun Instagramnya turut prihatin dengan kabar tersebut.
“Akhir2 ini sering banget denger kabar Retic python nelen orang... Kasus nya sering terjadi di sulawesi.. Padahal ular jenis retic besar di ketahui banyak di sumatera dan kalimantan,” tulisnya.
Panji kemudian menjelaskan beberapa faktor penyebsbnya berdasarkan pengelamannya selama ini.
“Kalo yang saya perhatiin faktor nya karena ini, 1 ular jenis python reticulatus dari sulawesi karakter nya lebih agresif ketimbang dari tempat lain,” kata dia.
Tak hanya itu, manusia sendiri juga dinilai Panji berperan penting dalam kasus ini.
Yakni adanya kerusakan habitat ular itu sendiri sehingga berakibat pada kurangnya makanan untuk mereka.
Ia lalu menjelaskan cara sang ular melumpuhkan dan memangsa buruannya itu.
“Ular python berburu dengan cara menunggu dan menggunakan indra jacobson untuk mereka mengetahui di mana mangsanya,ular python juga punya semacam sensor yang bisa melihat darah panas (contoh manusia)ketika python berhasil nerkam korban secara sembunyi2 alhasil korban gak akan bisa lagi melawan,” katanya.
“Karena setelah menerkam python akan melilit dengan kuat,mereka bisa ngerasain nafas korban nya nah kalo mangsanya masih nafas lilitan nya terus di buat kuat sampe mangsanya mati lemas kehabisan nafas,” tambahnya.
Menurut Panji, pada dasarnya phewan takut pada manusia.
“Mamun dalam keadaan lapar dan yang lewat manusia ya gak ada pilihan untuk si ular untuk makan manusia atau dia lapar,” jelasnya.
Ia pun menjelaskan bahwa tak hanya ular piton raksasa saja yang bisa memangsa manusia.
“Ular bisa nelan manusia ketika kepala nya sama ukuran nya dengan telapak tangan kita,” tutupnya.
sumber:tribunnews.com