Ritual Kembalikan'Nyawa', Jasad Rizki Dibaringkan Bersama King Kobra Satu Kelambu Selama Seminggu
Wednesday, July 11, 2018
Keluarga merasa Rizki Ahmad (19) hanya mengalami mati suri setelah digigit ular King Cobra miliknya, Minggu (8/7/2018) masih dilakukan.
Mereka pun berupaya menyembuhkan Rizki Ahmad (19) warga Danau Rangas.
Baca Juga
Alasan keluarga menilai Rizki mati suri karena saat ingin dimandikan, tubuhnya hangat dan mengeluarkan peluh, sehingga batal dilakukan memandikan dan penguburannya.
Padahal, Rizki Ahmad dinyatakan sudah tidak bernyawa setelah dirawat sehari semalam, di RSUD Doris Sylvanus, karena racun ular sudah merusak pembuluh darah dan organ tubuhnya, sehingga dia dinyatakan meninggal dunia, Senin (9/7/2018) oleh pihak rumah sakit.
1. Ritual Keluarga
King Kobra (BANJARMASINPOST.co.id/faturahman)
Keluarga Korban berusaha melakukan ritual untuk menghidupkan kembali Rizki Ahmad yang telah dinyatakan meninggal dunia oleh pihak RS Doris Sylvanus Palangkaraya dengan meminta bantuan pawang ular hingga beberapa orang.
Hingga, Selasa (10/7/2018) malam kondisi Rizki Ahmad belum ada tanda-tanda siuman secara signifikan, meskipun menurut Pawang Ular yang membantu ritual, Sumiati, urat nadi Rizki sempat berdenyut dan ada kotoran keluar dari dubur Rizki.
Faktanya, tubuh jenazah tetap terbujur kaku, dan sama sekali tidak ada gerakan apapun sehari setelah pelaksanaan ritual yang dilakukan oleh sejumlah pawang ular yang ingin membantu penyembuhan Rizki Ahmad.
"Saya mendapat permintaan dari orang ghaib yang ada di dalam tempat ritual dilakukan, bahwa penyembuhan Rizki harus dilakukan selama seminggu dengan menempatkan ular King Cobra tidur bersama Rizki dalam kelambu, semoga kondisinya bisa kembali normal," ujarnya yang berasal dari Banyuwangi.
Warga Kalteng pun masih dibuat bingung dengan beredarnya, kabar di media sosial bahwa Rizki sudah siuman dan bisa makan seperti manusia biasa.
Padahal, di TKP Jenazah Rizki masih terbujur kaku bagian tangan menghitam akibat racun King Cobra.
2. Ahli Forensik Angkat Bicara
Ahli forensik Kamar Mayat Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangkaraya, Dr Ricka Zaluchu, menerangkan, tanda-tanda orang yang meninggal.
Kaku biasanya dimulai 30 menit pertama kematian sampai 2 jam untuk mata, rahang dan ujung-ujung jari tangan dan kaki, kaku secara seluruh tubuh dalam 8 - 16 jam setelah dinyatakan sudah meninggal dunia.
Kemudian, dalam medis begitu semua tanda kehidupan terhenti maka sudah pastikan manusia sudah tidak bernyawa lagi. Lebih jauh dia mengungkapkan, jika mayat tanpa diberikan formalin akan mulai membusuk dalam 24 jam, setelah dinyatakan korban meninggal dunia.
"Jika mayat yang tidak di formalin, akan muncul tanda-tanda pertama tubuhnya membengkak dalam 3 sampai empat hari kematian, kemudian akan dihinggapi lalat dan akan mulai muncul belatung dihari ke 12," ujarnya.
3. Tanggapan Sekretaris MUI Kalteng
Jenazah Rizki Ahmad, saat di halaman depan rumah masih terbujur kaku. (BANJARMASINPOST.co.id/faturahman)
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalteng, H Syamsuri Yusuf mengimbau, agar keluarga Rizki Ahmad, untuk memastikan segera apakah korban yang sudah dinyatakan meninggal dunia oleh dokter tersebut benar-benar mati suri.
"Harus dipastikan dulu, dan siapa yang menyatakan korban mati suri, apakah ahlinya seperti dokter atau siapa, jangan sampai kemudian hanya perkiraan semata tanpa ilmu, karena dalam Islam ketika orang meninggal harus segera dikuburkan," ujarnya.
Menangani jenazah itu dalam Islam hukumnya fardu kifayah, artinya tanggung jawab seluruh orang Islam, untuk memandikan, mengafani, menyolatkan hingga menguburkkannya, terutama umat Islam yang ada di sekitar rumah korban.
"Jadi saran saya, jika memang korban Rizki Ahmad tersebut memang meninggal dunia, seharusnya jenazahnya segera saja dimandikan, dikafani, disolatkan dan kuburkan," ujar H Syamsuri Yusuf.
4. Keluarga Belum Serahkan King Cobra ke BKSDA Kalteng
Petugas BKSDA Kalteng saat melakukan negosiasi untuk mengambil ular King Cobra yang membahayakan, namun belum mau diserahkan oleh keluarga Korban Rizki Ahmad, Selasa (10/7/2018).
Petugas BKSDA Kalteng saat melakukan negosiasi untuk mengambil ular King Cobra yang membahayakan, namun belum mau diserahkan oleh keluarga Korban Rizki Ahmad, Selasa (10/7/2018). (BANJARMASINPOST.co.id/faturahman)
Upaya petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah yang ingin mengambil ular King Cobra yang telah mematuk Rizki Ahmad hingga tewas, Selasa (10/7/2018) gagal.
Pihak keluarga Rizki Ahmad, meminta waktu kepada petugas BKSDA agar ular King Cobra yang telah menewaskan Rizki Ahmad tersebut jangan diambil dulu, karena ritual penyembuhan Rizki belum berakhir.
Petugas BKSDA Kalteng, Abdul Karim, saat ingin mengambil ular King Cobra milik almarhum Rizki Ahmad , mengatakan, pihaknya sudah datang ke rumah Rizki Ahmad dan meminta ular tersebut.
"Tapi pihak keluarga minta waktu, agar ular tersebut jangan diambil dahulu, karena masih dipakai ritual pihaknya hingga tujuh hari, jadi kami membatalkannya, tapi mereka janji bertanggungjawab atas apapun yang terjadi terkait ular tersebut," ujarnya.
Selain itu, pihak keluarga juga berjanji akan menyerahkan sendiri ular King Cobra yang mematuk Rizki hingga tewas tersebut, ketika ritual penyembuhan terhadap Rizki telah selesai."Kami menunggu saja, sekitar seminggu lagi,"ujarnya.
sumber: Tribunnews