-->

Seperti Ini Kondisi Mayat Samsul Bahri Saat Ditemukan di Sel Tahanan, Pembunuh Bocah dan Pemerkosa Ibu Muda

  



Residivis sekaligus pelaku pemerkosaan terhadap wanita muda dan pembunuh bocah, Samsul Bahri ditemukan tewas mengenaskan setelah 7 hari mendekam di penjara.


Banner iklan disini Klaim Voucher >> Klik Disini

Tersangka pembunuh Rangga (10) bocah yang dengan berani menolong ibunya saat akan diperkosa ini ditemukan sudah terbujur kaku di dalam selnya.


Ia dilaporkan tewas, Minggu (18/10/2020) dini hari.


Dikutip TribunMataram.com dari Serambinews, Samsul dinyatakan tewas di dalam sel tahanannya di Mapolres Langsa sekira pukul 01.00 WIB.


Tak pelak, tewasnya Samsul ini mengejutkan banyak pihak. Terlebih kejahatan sadis yang dilakukannya masih menjadi perbincangan.


Hingga kini, polisi masih belum mengetahui penyebab kematian Samsul.


Mayat Samsul Bahri Minggu (18/10/2020) dini hari langsung dibawa dengan ambulance ke RSUD Langsa, dan masih di ruang jenazah rumah sakit tersebut.


Sempat Mendapatkan Tembakan

Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo, menyebutkan, pada saat tersangka Samsul Bahri akan dibawa ke Polres langsa, pelaku sempat memberikan perlawanan kembali.


Karena membahayakan keselamatan petugas, akhirnya pelaku dilumpuhkan dengan memberikan tindakan tegas berupa tembakan ke arah kaki sebanyak 3 kali.


Baru 7 hari berada di penjara, Samsul Bahri tiba-tiba dikabarkan tewas di dalam sel tahanan.


Kata-kata Terakhir Rangga

Fadli Fajar, ayah kandung R (10) bocah SD yang tewas setelah disabet parang oleh Samsul Bahri ketika tengah berusaha menolong ibunya yang diperkosa kini cuma pasrah.


Ia terlihat mengenang putranya yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-10 itu. Fadil masih tak menyangka, anak kebanggannya itu tewas dengan cara memilukan.


Ia pun menceritakan bagaimana detik-detik R tewas setelah ditebas oleh Samsul Bahri.


Dikutip TribunMataram.com dari Serambinews.com, R selama ini sebenarnya ikut tinggal dengan Fadil di Medan, Sumatera Utara.


Namun, belakangan R memilih ikut ibunya D (28) di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur


Diakuinya, sejak berpisah dengan korban D dua tahun lalu, R bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.


“Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun,” ujar pria berdarah Aceh-Karo ini sambil menangis.


Berapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, korban D datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga ke Aceh.


Seperti sudah firasat, saat itu Fadli Fajar mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya itu.


“Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut, akhirnya saya mengizinkannya,” imbuhnya.


Ia pun mengaku sempat kaget dan tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.


“Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal. Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu,” ujar Fadli.


Ia pun menceritakan detik-detik saat anaknya melindungi sang ibu hingga akhirnya sakaratul maut di tangan Samsul.

BACA SELENGKAPNYA...

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel