Pengalaman Dokter Rawat Pasien Pengguna Kosmetik Bermerkuri, Kulit Wajah Terkelupas Hingga Begini
Wednesday, January 25, 2017
Keinginan kaum wanita untuk selalu tampak cantik dan terawat membuat mereka menggunakan berbagai macam produk kosmetik. Meskipun kadang-kadang, skin care yang mereka pakai masih diragukan keamanannya.

Apalagi belakangan makin marak penjualan produk kecantikan lokal di media sosial yang tak terdaftar di badan kesehatan. Mereka menjanjikan kulit wajah yang bersih dan putih dalam waktu yang sangat singkat.
Namun, dokter asal Malaysia, Hana Hadzrami, membagikan pengalaman salah seorang pasiennya yang kulitnya terkelupas saat ingin lepas plester yang menutup mata dan bibirnya.
Ternyata kulit pasien ini menipis akibat penggunaan produk lokal yang mengandung merkuri. Berikut penuturan Hana.
” Dokter Hana, tengok ini. Terkelupas!” kata asisten saya.
Pasien yang baru habis dioperasi sedang kami sadarkan dari bius. Plester yang menutup mata dan bibirnya, perlahan-lahan kami lepaskan.
Rupanya tidak hanya kulit di sekitar kelopak mata pasien yang terkelupas ketika asisten membuka plester. Bahkan kulit di sekitar mulut dan dagu pasien pun turut terkelupas tatkala kami mencoba melepas plester di mulut.
Sungguh tipis sekali kulit pasien ini. Bayangkan, itu adalah plester yang sama yang kami gunakan untuk bayi. Dan tak pernah kulit bayi ikut terkelupas semacam ini. Berarti kulit pasien tadi lebih tipis dari kulit bayi!

Apalagi belakangan makin marak penjualan produk kecantikan lokal di media sosial yang tak terdaftar di badan kesehatan. Mereka menjanjikan kulit wajah yang bersih dan putih dalam waktu yang sangat singkat.
Baca Juga
Namun, dokter asal Malaysia, Hana Hadzrami, membagikan pengalaman salah seorang pasiennya yang kulitnya terkelupas saat ingin lepas plester yang menutup mata dan bibirnya.
Ternyata kulit pasien ini menipis akibat penggunaan produk lokal yang mengandung merkuri. Berikut penuturan Hana.
” Dokter Hana, tengok ini. Terkelupas!” kata asisten saya.
Pasien yang baru habis dioperasi sedang kami sadarkan dari bius. Plester yang menutup mata dan bibirnya, perlahan-lahan kami lepaskan.
Rupanya tidak hanya kulit di sekitar kelopak mata pasien yang terkelupas ketika asisten membuka plester. Bahkan kulit di sekitar mulut dan dagu pasien pun turut terkelupas tatkala kami mencoba melepas plester di mulut.
Sungguh tipis sekali kulit pasien ini. Bayangkan, itu adalah plester yang sama yang kami gunakan untuk bayi. Dan tak pernah kulit bayi ikut terkelupas semacam ini. Berarti kulit pasien tadi lebih tipis dari kulit bayi!
” Kenapa bisa jadi macam ini dokter?” tanya asisten saya.
Jelas terlihat kulit wajah pasien wanita ini tak merata rona warnanya. Mukanya jauh lebih cerah dari tubuhnya. Itulah penampilan kulit yang terkikis akibat penggunaan produk wajah yang mengandung merkuri dan hydroquinon.
Setelah saya tanya, rupanya pasien tadi menggunakan produk kecantikan lokal. Jadi saya nasihati dia supaya berhenti menggunakannya.
Kulit seharusnya menjadi perisai pertama tubuh terhadap serangan patogen. Jika kulit sudah rusak dan menipis, bagaimana ia dapat menjalankan fungsi pertahanan tubuh?
Penggunaan produk seperti ini tak hanya merusak kulit, tapi juga masuk terserap ke jaringan tubuh. Merkuri dapat merusak saraf dan organ internal tubuh seperti otak, ginjal, hati, serta melukai janin jika penggunanya mengandung.
Konsultasikan kepada dokter kulit atau dokter kecantikan jika punya masalah dengan kulit kusam dan berkomedo. Produk yang mereka sarankan mungkin lebih mahal dan hasilnya lebih lambat. Namun, keamanan jangka panjang lebih terjamin.
Tak ada guna berkulit licin dan merona pink namun mengakibat efek samping yang mengerikan.
Kisah ini terjadi beberapa tahun lalu. Produk tersebut sudah masuk daftar hitam pemerintah. Namun produsen produk-produk seperti ini sedikit pun tak terpengaruh.
Mereka memanfaatkan hasrat menggebu kaum wanita agar bisa tampil cantik dalam waktu singkat dan berbiaya murah.
Jelas terlihat kulit wajah pasien wanita ini tak merata rona warnanya. Mukanya jauh lebih cerah dari tubuhnya. Itulah penampilan kulit yang terkikis akibat penggunaan produk wajah yang mengandung merkuri dan hydroquinon.
Setelah saya tanya, rupanya pasien tadi menggunakan produk kecantikan lokal. Jadi saya nasihati dia supaya berhenti menggunakannya.
Kulit seharusnya menjadi perisai pertama tubuh terhadap serangan patogen. Jika kulit sudah rusak dan menipis, bagaimana ia dapat menjalankan fungsi pertahanan tubuh?
Penggunaan produk seperti ini tak hanya merusak kulit, tapi juga masuk terserap ke jaringan tubuh. Merkuri dapat merusak saraf dan organ internal tubuh seperti otak, ginjal, hati, serta melukai janin jika penggunanya mengandung.
Konsultasikan kepada dokter kulit atau dokter kecantikan jika punya masalah dengan kulit kusam dan berkomedo. Produk yang mereka sarankan mungkin lebih mahal dan hasilnya lebih lambat. Namun, keamanan jangka panjang lebih terjamin.
Tak ada guna berkulit licin dan merona pink namun mengakibat efek samping yang mengerikan.
Kisah ini terjadi beberapa tahun lalu. Produk tersebut sudah masuk daftar hitam pemerintah. Namun produsen produk-produk seperti ini sedikit pun tak terpengaruh.
Mereka memanfaatkan hasrat menggebu kaum wanita agar bisa tampil cantik dalam waktu singkat dan berbiaya murah.