Ini Dia 7 Tipe Orangtua Ini Bisa Menghambat Kesuksesan Anaknya, yang Terakhir Paling Fatal, Kamu Termasuk?
Thursday, April 6, 2017
Merupakan hal paling membahagiakan jika kita sebagai orangtua bisa menemani tumbuh kembang anak dan bisa membesarkan anak dengan nilai-nilai yang kita terapkan.

Sayangnya, tak banyak orangtua yang menyadari bahwa cara mendidik yang salah sedikit saja bisa membentuk pola pikir anak hingga dewasa, dan bisa berakibat pada ketidaksuksesan anak, lo.
Ada hal-hal yang biasa kita lakukan pada anak, padahal bisa membuat anak tak mandiri dan membuat anak berisiko tak sukses pada dewasa, seperti hal-hal berikut.

Sayangnya, tak banyak orangtua yang menyadari bahwa cara mendidik yang salah sedikit saja bisa membentuk pola pikir anak hingga dewasa, dan bisa berakibat pada ketidaksuksesan anak, lo.
Baca Juga
Ada hal-hal yang biasa kita lakukan pada anak, padahal bisa membuat anak tak mandiri dan membuat anak berisiko tak sukses pada dewasa, seperti hal-hal berikut.
1. Tak Memberi Kesempatan pada Anak untuk Memikirkan Setiap Risiko Pilihannya
Kita hidup dalam dunia yang penuh pilihan dan masing-masing risikonya yang berbahaya.
Tugas utama kita memang melindungi anak, namun melindunginya dan tak memberi kesempatan pada anak untuk berani mengambil risiko tentu akan memperburuk tumbuh kembangnya.
Sebuah penelitian di Eropa menemukan bahwa anak yang selalu dilarang untuk bermain di luar ruangan memiliki fobia di saat dewasa.
2. Terlalu Mudah Membantu Anak
Tahukah Anda, anak generasi saat ini tidak memiliki kemampuan untuk berjuang dalam hidup yang sama dengan anak-anak di masa lampau.
Hal tersebut disebabkan karena kita sebagai orangtua terlalu cepat membantu anak dan tidak memberinya kesempatan untuk mencoba memecahkan masalahnya sendiri.
Kita hidup dalam dunia yang penuh pilihan dan masing-masing risikonya yang berbahaya.
Sebuah penelitian di Eropa menemukan bahwa anak yang selalu dilarang untuk bermain di luar ruangan memiliki fobia di saat dewasa.
2. Terlalu Mudah Membantu Anak
Tahukah Anda, anak generasi saat ini tidak memiliki kemampuan untuk berjuang dalam hidup yang sama dengan anak-anak di masa lampau.
Hal tersebut disebabkan karena kita sebagai orangtua terlalu cepat membantu anak dan tidak memberinya kesempatan untuk mencoba memecahkan masalahnya sendiri.
3. Terlalu Mudah Memuji Anak
Memang tak ada salahnya untuk memuji anak sebagai apresiasi pada sesuatu yang dilakukannya, namun terlalu mudah dan sering memuji anak bisa berdampak pada tumbuh kembangnya, lo.
Kebiasaan tersebut ternyata akan memicu anak untuk berbuat curang, membesar-besarkan keadaan, dan berbohong untuk menghindari masalah atau kondisi susah lain, karena anak tak terbiasa untuk menghadapi suasana susah.
4. Terlalu Mudah Memberi Hadiah
Sebagai orangtua, seringkali kita akan lebih mudah memberikan hadiah, dan sering juga hadiah tersebut kita berikan atas permintaan anak.
Kondisi ini akan diperparah apabila kita memiliki beberapa anak, dan kesemuanya sering kita beri hadiah hanya karena tak enak bila memberi reward pada salah satu saja.
Padahal, kebiasaan ini bisa membuat anak berpikir bahwa untuk mendapatkan yang diinginkan cukup dengan meminta saja.
5. Tidak Berbagi Pengalaman Hidup
Anak berusia remaja membutuhkan pendampingan dari orangtua untuk bisa menghadapi dunia lebih luas, berikut dengan risiko-risikonya.
Mereka juga membutuhkan kita untuk berbagi pengalaman hidup yang pernah kita lewatkan saat seusia mereka, lo.
Memang tak ada salahnya untuk memuji anak sebagai apresiasi pada sesuatu yang dilakukannya, namun terlalu mudah dan sering memuji anak bisa berdampak pada tumbuh kembangnya, lo.
Kebiasaan tersebut ternyata akan memicu anak untuk berbuat curang, membesar-besarkan keadaan, dan berbohong untuk menghindari masalah atau kondisi susah lain, karena anak tak terbiasa untuk menghadapi suasana susah.
4. Terlalu Mudah Memberi Hadiah
Sebagai orangtua, seringkali kita akan lebih mudah memberikan hadiah, dan sering juga hadiah tersebut kita berikan atas permintaan anak.
Kondisi ini akan diperparah apabila kita memiliki beberapa anak, dan kesemuanya sering kita beri hadiah hanya karena tak enak bila memberi reward pada salah satu saja.
Padahal, kebiasaan ini bisa membuat anak berpikir bahwa untuk mendapatkan yang diinginkan cukup dengan meminta saja.
5. Tidak Berbagi Pengalaman Hidup
Anak berusia remaja membutuhkan pendampingan dari orangtua untuk bisa menghadapi dunia lebih luas, berikut dengan risiko-risikonya.
Mereka juga membutuhkan kita untuk berbagi pengalaman hidup yang pernah kita lewatkan saat seusia mereka, lo.
6. Kecerdasan dan Talenta Bukan Pertanda Kedewasaan
Biasanya, kita menggunakan tingkat kecerdasan dan talenta anak kita sebagai tolok ukur kedewasaan anak.
Padahal faktanya, kedewasaan seseorang tak ada hubungannya dengan kecerdasan atau talenta seseorang.
7. Kita Tak Mempraktikkan Apa yang Kita Ajarkan
Sebagai orangtua, merupakan kewajiban kita untuk menjadi model dari anak kita.
Agar anak bisa membangun karakternya, kita perlu juga untuk mempraktikkan apa yang kita ajarkan, dan menjadikan kebiasaan dalam keluarga kita.
Kebiasaan tersebut akan memberi ruang dan kesempatan bagi anak untuk mencontoh dan membiasakan diri.
Biasanya, kita menggunakan tingkat kecerdasan dan talenta anak kita sebagai tolok ukur kedewasaan anak.
Padahal faktanya, kedewasaan seseorang tak ada hubungannya dengan kecerdasan atau talenta seseorang.
7. Kita Tak Mempraktikkan Apa yang Kita Ajarkan
Sebagai orangtua, merupakan kewajiban kita untuk menjadi model dari anak kita.
Agar anak bisa membangun karakternya, kita perlu juga untuk mempraktikkan apa yang kita ajarkan, dan menjadikan kebiasaan dalam keluarga kita.
Kebiasaan tersebut akan memberi ruang dan kesempatan bagi anak untuk mencontoh dan membiasakan diri.