Mbah Gotho, Manusia Tertua di Dunia itu Ingin Dibuang ke Bengawan Solo, Begini Alasannya
Tuesday, May 23, 2017
Sodimejo atau akrab disapa Mbah Gotho, lelaki berusia 146 tahun, saat ini dianggap sebagai orang tertua di dunia. DIrinya beberapa waktu lalu dibawa ke rumah sakit.
Warga Segaran, Cemeng, Sambungmacan, Sragen, tersebut sempat memberontak ketika hendak dirawat di rumah sakit.
Warga Segaran, Cemeng, Sambungmacan, Sragen, tersebut sempat memberontak ketika hendak dirawat di rumah sakit.
Cucu Mbah Gotho, Suryanto, menjelaskan sang kakek biasanya hanya masuk angin. Lazimnya ia hanya dikerok oleh keluarga. Baru kali ini Mbah Gotho dilarikan ke rumah sakit.
“Ini pertama kalinya dalam hidup simbah berurusan dengan jarum suntik dan infus,” ujar Suryanto kepada Liputan6.com di ruang kamar perawatan Mbah Gotho di Bangsal Wijaya Kusuma RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Kamis, 14 April 2017.
Karena itu, Mbah Gotho sempat beberapa kali memberontak. Ia benar-benar merasa tak nyaman dengan jarum suntik dan infus. Bahkan saking frustasinya, ia meminta kepada Suryanto untuk membunuhnya dengan membuangnya ke Bengawan Solo.
“Kejadian itu kemarin (Rabu 12 April, red) siang. Mbah Gotho itu disuntik terus dikasih selang infus. Di satu sisi, ruangan ber AC membuat dia tidak nyaman. Dan akhirnya suhu AC kami panaskan. Belum lagi pakai pampers. Jadi karena enggak nyaman, enggak fokus. Ia minta dibuang di Bengawan Solo biar cepat meninggal,” tutur Suryono.
“Ini pertama kalinya dalam hidup simbah berurusan dengan jarum suntik dan infus,” ujar Suryanto kepada Liputan6.com di ruang kamar perawatan Mbah Gotho di Bangsal Wijaya Kusuma RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen, Kamis, 14 April 2017.
Karena itu, Mbah Gotho sempat beberapa kali memberontak. Ia benar-benar merasa tak nyaman dengan jarum suntik dan infus. Bahkan saking frustasinya, ia meminta kepada Suryanto untuk membunuhnya dengan membuangnya ke Bengawan Solo.
“Kejadian itu kemarin (Rabu 12 April, red) siang. Mbah Gotho itu disuntik terus dikasih selang infus. Di satu sisi, ruangan ber AC membuat dia tidak nyaman. Dan akhirnya suhu AC kami panaskan. Belum lagi pakai pampers. Jadi karena enggak nyaman, enggak fokus. Ia minta dibuang di Bengawan Solo biar cepat meninggal,” tutur Suryono.
Dengan kesabaran, cucu-cucunya menguatkan Mbah Gotho. Silih berganti cucu dan cicitnya menyambangi lelaki yang sempat didatangi dokter dari Amerika Serikat itu. Seiring dengan perawatan medis, sejak kemarin, kondisi Mbah Gotho berangsur pulih.
“Tadi pagi sudah mau makan bubur. Semoga saja cepat sembuh untuk simbah,” ujar Suryono, seperti dilangsir liputan6.
Sebelumnya, Mbah Gotho diopname sejak Rabu, 12 April 2017. Oleh dokter, ia didiagnosis menderita melena karena kurangnya asupan makanan. Sejak beberapa hari terakhir, ia emoh makan. Ia juga mengeluh badannya tidak enak.
Oleh dokter, ia didiagnosis menderita melena karena kurangnya asupan makanan. Mbah Gotho terbaring di Bangsal Wijaya Kusuma, RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Selang infus terpasang di tangannya. Ia tampak tidur pulas di pembaringan. Lelaki berusia 146 tahun ini ditunggui oleh cucu dan cicitnya.
“Tadi pagi sudah mau makan bubur. Semoga saja cepat sembuh untuk simbah,” ujar Suryono, seperti dilangsir liputan6.
Sebelumnya, Mbah Gotho diopname sejak Rabu, 12 April 2017. Oleh dokter, ia didiagnosis menderita melena karena kurangnya asupan makanan. Sejak beberapa hari terakhir, ia emoh makan. Ia juga mengeluh badannya tidak enak.
Oleh dokter, ia didiagnosis menderita melena karena kurangnya asupan makanan. Mbah Gotho terbaring di Bangsal Wijaya Kusuma, RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Selang infus terpasang di tangannya. Ia tampak tidur pulas di pembaringan. Lelaki berusia 146 tahun ini ditunggui oleh cucu dan cicitnya.