-->

Ibu Hamil di Blitar Ini Melahirkan di Bantu Suster dan Dokter Hantu, yang Terjadi Kemudian Bikin Merinding

Bagi para bumil atau ibu hamil yang akan segera melahirkan, pasrinya mereka akan segera mencari bidan atau rumah sakit untuk mereka melahirkan.



Namun kisah ibu saat melahirkan bayinya ini tak hanya menegangkan tetapi menyimpan cerita seram. Kisah misteri ini terjadi di gedung tua RS Mardi Waluyo Blitar, Jawa Timur.
Memang Rumah Sakit ini memang sudah tak asing lagi kengeriannya bagi warga Blitar. Banyak kejadian- kejadian mistis yang terjadi di gedung tua yg memang sudah tidak difungsikan karena sudah ada bangungan baru dijalan Kalimantan, Blitar. Gedung lama tersebut paling hanya digunakan untuk piket magang anak-anak yang kuliah di jurusan kedokteran.

Kisah ini berawal dari seorang ibu hamil.yang bernama Denok yang sudah waktuny melahirkan. Bersama suaminya Adi, Denok pergi ke Blitar untuk membeli baju dan perlengkapan bayi. Namun setelah akan pulang, perut Denok menegang dan mengaduh kesakitan. Ia memang sudah waktunya melahirkan.

Akhirnya Adi pun langsung menyalakan mesin motornya dan menelusuri jalan,untuk mencari rumah sakit terdekat, ketika melewati jalan depan gerbang masuk gedung tua RS. Mardiwaluyo. Adi dan Denok melihat rumah sakit tersebut ramai sekali. Tanpa pikir panjang Adi masuk gerbang gedung itu, dan memapah istrinya berjalan menuju suster jaga dan satpam.

Adi menyapa dan minta tolong sama suster penjaga.

“Selamat malam, Suster tolong istri saya mau melahirkan”,” kata Adi.

Tanpa bicara suster itu tersenyum dan menganggukan kepala. Denok kemudian dibawa ke ruang bersalin oleh 4 orang suster dan satu dokter yg menangani prosesi melahirkan, tak lama kemudian Adi pun mendengar tangisan bayi.
”Ahamdulillah anakku lahir” Adi mengucap syukur dalam hati.

Istrinya lalu dipindahkan di kamar inap pasca bersalin, Adi lun mengucapkan terimakasih pada suster itu

“Terimakasih suster telah menolong istri saya melahirkan dengan selamat”, tapi suster itu tidak menyahut hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, dilihatnya istrinya nampak
lemas tak brdaya.

”Buk, aku tak muleh sek eo tak ngabari wong omah karo tak cepak- epak ubo rampene anak’e dewe, klambi sampean barang“, (Bu, aku pulang dulu kerumah, aku mau mengabari orang-orang dirumah serta mempersiapkan keperluan anak kita dan baju kamu juga.), kata Adi sembari tersenyum bahagia melihat anak istrinya selamat.
Denok menganggukan kepala sambil meminta Adi berhati-hati.
Adi pamit pada Denok sambil mencium kening istrinya dan bayi yang masih di bungkus kain jarik. Adi bergegas pergi meninggalkan ruang bersalin. Ketika Aji melewati lorong-lorong dan melintasi banyak kamar. Adi merasakan keanehan, ia melihat para orang sakit yang dirawat disana memandang ke arah kaki Adi yang mengayunkan langkah yang menginjak tanah.

Adi mencoba bersikap ramah menyapa salah satu pasien tetapi tak ada jawaban, semua diam. Suster dan Dokter juga banyak yang lalu lalang tapi mereka diam semua. Mulai ada kejanggalan yang dirasakan Adi sampai bulu kuduknya merinding.

Diapun sampai di parkiran dan menyalakan mesin mtornya dan pulang menuju rumah. Esok harinya pagi pukul 05.00 WIB, Adi kembali ke rumah sakit untuk menjemput istri tercintanya, ketika sampai di depan gerbang masuk RS Mardi Waluyo. Adi mendapatkan keganjilan yang dirasakannya, tak ada satpam, tak ada mobil ambulan, tak ada suster dan dokter yang lalu lalang.

Sepi seperti rumah sakit tak berpenghuni, tapi Adi tetap masuk menuju kamar inap dimana istrinya semalam. Sambil terus bergegas dia menoleh ke kanan dan kekiri, semua kamar inap yang semalam penuh tak ada pasien sama sekali. Tak ada satu pasien yang terbaring. Hati Adi merasa merinding dan cemas, jantungnya berdegub kencang dan bulu kuduknya merinding.

Sesampainya di kamar inap pasca melahirkan, ia tercengang kaget. Denok Istrinya tidak ada ditempat, ia semkin cemas dan takut, tetapi dia tetap memberanikan diri. Sambil menangis dia memangil-manggil nama istrinya. Dia mencari kesetiap lorong kamar, tetapi tak ada sahutan, dia berlari dan terus memanggil istrinya.

“buk, buk ya Allah sampean nek endi to buk?” ( bu, bu ya Allah kamu dimana bu? )” teriak Adi . Tiba- tiba langkahnya pun terhenti, ada satu lorong yang belum dilewati. Yaitu lorong kamar mayat, diapun berlari menuju kearah kamar mayat.

Adi terhenti langkahnya dia mendengar isak tangis dari kamar mayat dan seperti suara isak tangis istrinya. Tanpa pikir panjang Adi membuka pintu kamar mayat. Ya, dia mendapati istrinya menangis duduk sambil memeluk erat anaknya dengan wajah yang pucat da ketakutan yang luar biasa dari raut wajah Denok. Dia tak bisa bicara hanha menangis lega karena Adi datang menjemputnya.

Adi langsung mengajak anak istrinya keluar dari gedung itu dia memacu motornya dengan diliputi rasa takut dan aneh, sampai di rumah diadakan syukuran untuk anak laki- laki mereka.

Tidak bisa dibayangkan dengan nalar, kalau yang membantu Denok melahirkan bukanlah suster dan dokter manusia, melainkan hantu. Bahkan ari-ari atau bayi Denok tidak ada. Kata Denok diambil oleh suster-suster yang menolongnya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Banner iklan disini Klaim Voucher >> Klik Disini

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel