Pembalut di 3 Negara Ini Mahal dan Langka Sampai Para Wanita Terpaksa Pakai Ini Saat Datang Bulan
Wednesday, August 9, 2017
Setiap wanita yang sudah dewasa pasti akan mengalami datang bulan dan memerlukan pembalut. Di warung atau pusat perbelanjaan, pembalut dijual murah dengan kemasan menarik yang bisa digunakan para wanita saat datang bulan tiba.

Saking banyaknya merek, tentu wanita akan memilih pembalut mana yang baik dan aman juga harganya yang pas di kantong.

Saking banyaknya merek, tentu wanita akan memilih pembalut mana yang baik dan aman juga harganya yang pas di kantong.
Dikutip Misterikisah.com dari Tribuntravel.com (29/07/2017), kenyataan seperti ini berbanding terbalik pada kaum Hawa yang berada di negara yang masih tertinggal. Bagi mereka pembalut begitu sulit didapatkan. Bahkan mereka sampai harus melakukan berbagai macam cara benda apa yang dapat digunakan sebagai pengganti pembalut saat datang bulan. Berikut negara yang para wanitanya terpaksa menggunakan benda-benda ini sebagai pengganti pembalut.
1. Nepal
Bagi kaum wanita di Nepal, datang bulan merupakan sesuatu yang menyedihkan dan menyedihkan. Mengapa demikian? Sebab saat para wanita di Nepal datang bulan, mereka akan diasingkan di gubuk pengasingan. Orang Nepal menganggap wanita yang datang bulan itu tidak suci dan harus diusir di gubuk pengasingan yang telah ditentukan. Sebagai pengganti pembalut yang langka dan mahal, kaum wanita Nepal tak memakai apapun. Mereka hanya menggunakan kain bekas dan membersihkannya kemudian setelah dipakai.
2. Malawi
Tidak jauh berbeda dengan para wanita Nepal. Di negara Malawi, Afrika, para wanita disana sampai tak mampu membeli sebuah pembalut. Sehingga mereka sampai memutar otak benda yang cocok untuk digunakan sebagai pembalut. Mereka menggunakan benda seadanya, seperti kertas toilet, kain lap, busa kasur, dan bahkan serat pisang! Sungguh kejadian yang sangat ironis.
1. Nepal
Bagi kaum wanita di Nepal, datang bulan merupakan sesuatu yang menyedihkan dan menyedihkan. Mengapa demikian? Sebab saat para wanita di Nepal datang bulan, mereka akan diasingkan di gubuk pengasingan. Orang Nepal menganggap wanita yang datang bulan itu tidak suci dan harus diusir di gubuk pengasingan yang telah ditentukan. Sebagai pengganti pembalut yang langka dan mahal, kaum wanita Nepal tak memakai apapun. Mereka hanya menggunakan kain bekas dan membersihkannya kemudian setelah dipakai.
2. Malawi
3. India
Meski India punya kota besar seperti Delhi dan Mumbai, tapi di India masih banyak juga kawasan pedesaan yang masih belum sama sekali tersentuh kemajuan zaman dan teknologi. Karenanya para wanita di desa-desa ini belum mengenal apa itu pembalut. Maka dari itu seorang pria bernama Arunachalam Muruganantham berhasil menciptakan pembalut murah meriah bagi sang istrinya pada tahun 2014 silam. Pria itu berpikir menciptakan pembalut setelah melihat istrinya hanya menggunakan kain lap kotor saat periode datang bulannya tiba. Bahkan di desa tempat pria itu tinggal, para wanita sampai menggunakan serbuk gergaji, daun, abu, dan bahkan pasir.
Karena hal ini, menurut survey yang sudah dilakukan, kurang lebih sekitar 70 persen penyakit kesehatan reproduksi di negara diatas terjadi lantaran tidak bersihnya periode datang bulan wanitanya. Bahkan sampai mempengaruhi angka kematian sang ibu atau wanita.
Jadi kita patut bersyukur tinggal di negara maju dan daerah yang berkembang. Para wanita tidak perlu khawatir saat mereka datang bulan. Jika hanya rasa sakit kalian sampai mengeluh, ingatlah para wanita di 3 negara ini. Bisa dibayangkan bukan betapa mereka lebih parah saat datang bulan tiba.
Meski India punya kota besar seperti Delhi dan Mumbai, tapi di India masih banyak juga kawasan pedesaan yang masih belum sama sekali tersentuh kemajuan zaman dan teknologi. Karenanya para wanita di desa-desa ini belum mengenal apa itu pembalut. Maka dari itu seorang pria bernama Arunachalam Muruganantham berhasil menciptakan pembalut murah meriah bagi sang istrinya pada tahun 2014 silam. Pria itu berpikir menciptakan pembalut setelah melihat istrinya hanya menggunakan kain lap kotor saat periode datang bulannya tiba. Bahkan di desa tempat pria itu tinggal, para wanita sampai menggunakan serbuk gergaji, daun, abu, dan bahkan pasir.
Karena hal ini, menurut survey yang sudah dilakukan, kurang lebih sekitar 70 persen penyakit kesehatan reproduksi di negara diatas terjadi lantaran tidak bersihnya periode datang bulan wanitanya. Bahkan sampai mempengaruhi angka kematian sang ibu atau wanita.
Jadi kita patut bersyukur tinggal di negara maju dan daerah yang berkembang. Para wanita tidak perlu khawatir saat mereka datang bulan. Jika hanya rasa sakit kalian sampai mengeluh, ingatlah para wanita di 3 negara ini. Bisa dibayangkan bukan betapa mereka lebih parah saat datang bulan tiba.