10 Detik Menegangkan Saat Mila Tertimpa Reruntuhan Atap Rumah
Saturday, December 16, 2017
Odeh Hudaefah (34) tak menyangka jika Jumat malam dengan cuaca cerah itu malah membawa malapetaka bagi anak bungsunya, Mila Najwa Maulida (6). Guncangan gempa 6,9 Skala Richter (SR) itu membuat anak bungsunya luka parah tertimpa atap rumah.
Saat gempa terjadi, Mila tertidur bersama sang ibu dan kakaknya, Rafli Maula Rifai (10). Di rumah yang terletak di RT 1 RW 4, Kampung Sukaasih, Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya ini ketiganya tidur di ruang TV.
Baca juga: Jokowi Imbau Warga Waspada Terhadap Gempa dan Tsunami
Saat terlelap itulah tiba-tiba mimpi buruk menghampiri. Gempa berkekuatan 6,9 SR mengguncang dan seisi rumah dibuat panik, tak terkecuali Odeh dan Rafli yang terbangun dari tidur.
"Waktu gempa semua panik. Rafli keluar lewat pintu depan dibantu saudara. Saya panik mau ambil kain sambil bangunin Mila. Kejadiannya cepat sekitar 10 detik karena gempa juga cukup lama," tutur Odeh saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (16/12/2017) malam.
Belum sempat membangunkan Mila yang tertidur lelap, tiba-tiba atap rumah yang berada di atas ruang tengah ambruk. Malang bagi Mila, dia langsung tertimbun reruntuhan kayu, genting dan sebagian tembok rumah.
Mila kini dalam masa pemulihan, dia hanya bisa terbaring akibat luka di dadanyaMila kini dalam masa pemulihan, dia hanya bisa terbaring akibat luka di dadanya (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Melihat anaknya tertimbun, Odeh panik dan mencoba membersihkan puing-puing sambil mencoba membuka pintu depan rumahnya. Namun, puing tersebut menahan pintu dan membuatnya susah dibuka.
"Waktu itu kondisi panik dan mati listrik. Pintu depan susah dibuka. Saya panik karena Mila nggak ada suaranya. Sedikit-sedikit saya bersihkan puing sampai pintu belakang didobrak warga," ucapnya.
Warga yang melihat Mila tertimbun langsung memberi pertolongan. "Baru pas dibersihkan Mila ada suaranya, nangis. Langsung dibawa mengungsi ke tetangga," tuturnya.
Ayah Mila menunukkan reruntuhan bangunan rumahnya akibat guncangan gempa 6,9 SrAyah Mila, Asep, menunukkan reruntuhan bangunan rumahnya akibat guncangan gempa 6,9 SR (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Odeh kemudian menelepon suaminya, Asep Mulyadi (39), yang sedang menunggu saudaranya sakit di kampung untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya Asep di rumah, Mila langsung dibawa ke Puskesmas untuk mendapat perawatan.
"Alhamdullilah hanya luka luar saja. Tadi siang juga buat memastikan Mila dibawa rontgen ke rumah sakit. Alhamdullilah hanya memar di dada saja," beber Asep.
"Yang sampai sekarang saya masih bingung, anak saya tidur di sisi tembok lalu tiba-tiba saat kejadian ada di tengah. Kalau masih di sisi mungkin nggak tahu nasibnya. Tapi alhamdullilah sudah jalan Allah anak saya tidur jadi ke tengah," ungkap Asep saat mengantar detikcom melihat lokasi rumahnya.
Saat ini Mila beserta keluarganya mengungsi di rumah neneknya yang lokasinya bersebelahan. Saat ini Mila sudah mulai membaik dan dalam masa pemulihan luka lecet dan luka terbuka di wajah sebelah kanan, lengan dan kakinya.
Untuk sementara pelajar MI Negeri Sumelap kelas satu itu hanya bisa berbaring di ruang tengah rumah milik neneknya itu. Sementara rumahnya dibiarkan kosong dan masih terdapat sisa-sisa reruntuhan yang belum dibersihkan.
Saat gempa terjadi, Mila tertidur bersama sang ibu dan kakaknya, Rafli Maula Rifai (10). Di rumah yang terletak di RT 1 RW 4, Kampung Sukaasih, Kelurahan Sumelap, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya ini ketiganya tidur di ruang TV.
Baca juga: Jokowi Imbau Warga Waspada Terhadap Gempa dan Tsunami
Saat terlelap itulah tiba-tiba mimpi buruk menghampiri. Gempa berkekuatan 6,9 SR mengguncang dan seisi rumah dibuat panik, tak terkecuali Odeh dan Rafli yang terbangun dari tidur.
"Waktu gempa semua panik. Rafli keluar lewat pintu depan dibantu saudara. Saya panik mau ambil kain sambil bangunin Mila. Kejadiannya cepat sekitar 10 detik karena gempa juga cukup lama," tutur Odeh saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (16/12/2017) malam.
Belum sempat membangunkan Mila yang tertidur lelap, tiba-tiba atap rumah yang berada di atas ruang tengah ambruk. Malang bagi Mila, dia langsung tertimbun reruntuhan kayu, genting dan sebagian tembok rumah.
Mila kini dalam masa pemulihan, dia hanya bisa terbaring akibat luka di dadanyaMila kini dalam masa pemulihan, dia hanya bisa terbaring akibat luka di dadanya (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Melihat anaknya tertimbun, Odeh panik dan mencoba membersihkan puing-puing sambil mencoba membuka pintu depan rumahnya. Namun, puing tersebut menahan pintu dan membuatnya susah dibuka.
"Waktu itu kondisi panik dan mati listrik. Pintu depan susah dibuka. Saya panik karena Mila nggak ada suaranya. Sedikit-sedikit saya bersihkan puing sampai pintu belakang didobrak warga," ucapnya.
Warga yang melihat Mila tertimbun langsung memberi pertolongan. "Baru pas dibersihkan Mila ada suaranya, nangis. Langsung dibawa mengungsi ke tetangga," tuturnya.
Ayah Mila menunukkan reruntuhan bangunan rumahnya akibat guncangan gempa 6,9 SrAyah Mila, Asep, menunukkan reruntuhan bangunan rumahnya akibat guncangan gempa 6,9 SR (Foto: Tri Ispranoto/detikcom)
Odeh kemudian menelepon suaminya, Asep Mulyadi (39), yang sedang menunggu saudaranya sakit di kampung untuk segera pulang ke rumah. Sesampainya Asep di rumah, Mila langsung dibawa ke Puskesmas untuk mendapat perawatan.
"Alhamdullilah hanya luka luar saja. Tadi siang juga buat memastikan Mila dibawa rontgen ke rumah sakit. Alhamdullilah hanya memar di dada saja," beber Asep.
"Yang sampai sekarang saya masih bingung, anak saya tidur di sisi tembok lalu tiba-tiba saat kejadian ada di tengah. Kalau masih di sisi mungkin nggak tahu nasibnya. Tapi alhamdullilah sudah jalan Allah anak saya tidur jadi ke tengah," ungkap Asep saat mengantar detikcom melihat lokasi rumahnya.
Saat ini Mila beserta keluarganya mengungsi di rumah neneknya yang lokasinya bersebelahan. Saat ini Mila sudah mulai membaik dan dalam masa pemulihan luka lecet dan luka terbuka di wajah sebelah kanan, lengan dan kakinya.
Untuk sementara pelajar MI Negeri Sumelap kelas satu itu hanya bisa berbaring di ruang tengah rumah milik neneknya itu. Sementara rumahnya dibiarkan kosong dan masih terdapat sisa-sisa reruntuhan yang belum dibersihkan.