Raja Salman kepada Trump: Mengakui Yerusalem ibu kota Israel menyakiti muslim sedunia
Saturday, December 9, 2017
Raja Arab Saudi Salman bi Abdulaziz menerima telepon dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kemarin untuk membicarakan perkembangan teranyar di kawasan Timur Tengah.
Dalam percakapan mereka, Raja Salman menegaskan Arab Saudi mendukung hak bersejarah rakyat Palestina. Selanjutnya Raja Salman meyakinkan Trump bahwa setiap deklarasi Yerusalem sebelum ada kesepakatan akan membahayakan perundingan damai Palestina-Israel yang sedang berlangsung.
Raja Salman juga menambahkan, pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem termasuk langkah berbahaya, yang bisa memberikan efek negatif dan menyinggung mayoritas muslim di seluruh dunia, seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu (6/12).
Duta Besar Arab Saudi Pangeran Khalid bin Abdulaziz dua hari lalu sudah menelepon Washington dan mengatakan, pernyataan status Yerusalem sebelum penyelesaian konflik bisa menambah kekacauan di wilayah ini.
"Beberapa pernyataan Amerika tentang status Yerusalem sebelum kesepakatan akhir tercapai akan menambah kekacauan di kawasan Timur Tengah," kata Pangeran Khalid.
"Kebijakan Kerajaan Saudi selama ini terus mendukung rakyat Palestina, dan ini sudah disampaikan kepada pemerintah AS," kata Pangeran Khalid.
Sumber; Merdeka.com
Dalam percakapan mereka, Raja Salman menegaskan Arab Saudi mendukung hak bersejarah rakyat Palestina. Selanjutnya Raja Salman meyakinkan Trump bahwa setiap deklarasi Yerusalem sebelum ada kesepakatan akan membahayakan perundingan damai Palestina-Israel yang sedang berlangsung.
Raja Salman juga menambahkan, pemindahan Kedutaan AS ke Yerusalem termasuk langkah berbahaya, yang bisa memberikan efek negatif dan menyinggung mayoritas muslim di seluruh dunia, seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu (6/12).
Duta Besar Arab Saudi Pangeran Khalid bin Abdulaziz dua hari lalu sudah menelepon Washington dan mengatakan, pernyataan status Yerusalem sebelum penyelesaian konflik bisa menambah kekacauan di wilayah ini.
"Beberapa pernyataan Amerika tentang status Yerusalem sebelum kesepakatan akhir tercapai akan menambah kekacauan di kawasan Timur Tengah," kata Pangeran Khalid.
"Kebijakan Kerajaan Saudi selama ini terus mendukung rakyat Palestina, dan ini sudah disampaikan kepada pemerintah AS," kata Pangeran Khalid.
Sumber; Merdeka.com