MUI: Jangan jual agama hanya untuk kepentingan politik
Saturday, December 9, 2017
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta tak ada calon yang membawa-bawa agama hanya untuk menang di Pilkada. MUI juga menentang keras apabila ada yang 'menjual agama' untuk kepentingan politik.
"Jangan jual agama hanya untuk kepentingan politik, sebab agama dan politik tidak boleh dikait-kaitkan," kata Ketua MUI Kapuas Hulu, Zainuddin di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu (3/12). Demikian dikutip Antara.
Dia menegaskan untuk mencegah persoalan itu, MUI akan terus berkoordinasi dengan ormas dan para ulama agar tidak menjadikan agama sebagai alat politik.
Apalagi kata Zainuddin, MUI juga tidak pernah membenarkan apabila ada ormas ataupun ulama mengarahkan kepada salah satu calon atau partai politik.
"Para ulama harus menyampaikan pesan agamanya yang menyejukkan dan mendinginkan kepada seluruh masyarakat dan agama yang ada," kata Zainuddin.
Menyikapi politik identitas, Zainuddin mengatakan sesuatu hal yang kurang baik untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas.
"Karena dalam berpolitik sebaiknya mengedepankan kualitas calon, bukan politik identitas," tegas Zainuddin.
Sumber; Merdeka.com
"Jangan jual agama hanya untuk kepentingan politik, sebab agama dan politik tidak boleh dikait-kaitkan," kata Ketua MUI Kapuas Hulu, Zainuddin di Putussibau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Minggu (3/12). Demikian dikutip Antara.
Dia menegaskan untuk mencegah persoalan itu, MUI akan terus berkoordinasi dengan ormas dan para ulama agar tidak menjadikan agama sebagai alat politik.
Apalagi kata Zainuddin, MUI juga tidak pernah membenarkan apabila ada ormas ataupun ulama mengarahkan kepada salah satu calon atau partai politik.
"Para ulama harus menyampaikan pesan agamanya yang menyejukkan dan mendinginkan kepada seluruh masyarakat dan agama yang ada," kata Zainuddin.
Menyikapi politik identitas, Zainuddin mengatakan sesuatu hal yang kurang baik untuk mendapatkan pemimpin yang berkualitas.
"Karena dalam berpolitik sebaiknya mengedepankan kualitas calon, bukan politik identitas," tegas Zainuddin.
Sumber; Merdeka.com