-->

Terduga Pelaku Pembunuhan Aiptu Suanda Masuk DPO, Sang Istri Ungkap Adanya Percakapan ini

 Unit Reskrim Polsek Denpasar Barat berupaya keras memburu tiga terduga pelaku pembunuhan mantan anggota Polsek Dentim, Aiptu I Made Suanda di sebuah rumah di Jalan Nuansa Kori No.30, Ubung, Denpasar (19/12/2017) lalu.

Dari hasil penyelidikan, sejauh ini ada tiga terduga pelaku yang sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) yakni, KT, GN dan seorang wanita berinisial LI.

Polsek Denpasar Barat sudah menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) untuk ketiga terduga pelaku.


Baca: TERKUAK, Terduga Pelaku Pembunuhan Aiptu Made Suanda Berasal dari Tabanan, Ini Catatan Kriminalnya

–– ADVERTISEMENT ––




Baca: Ini Tim Khusus yang Ditugaskan Buru Terduga Pelaku Pembunuhan Aiptu Made Suanda

Harapannya, tiga orang yang paling diburu polisi itu bisa segera ditemukan keberadaannya.

"Ketiga terduga pelaku sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang," tandas Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat, Iptu Aan Saputra, Jumat (22/12/2017).

Ketiganya sampai sekarang belum tertangkap, sehingga memunculkan dugaan bahwa tiga orang itu kabur ke luar Bali.

Berdasarkan keterangan saksi, beberapa fakta baru bermunculan.

Salah satunya, saksi mengaku kepada polisi melihat ada aktivitas di rumah kontrakan itu tepat pada hari dimana Suanda bertemu dengan dua terduga pelaku yang kompak mengenakan masker.

Usai bertemu mereka, Suanda pun menghilang dan ponselnya tak bisa dihubungi istri dan keluarganya.

Sumber Tribun Bali dilingkungan kepolisian menyebutkan, saksi yang diperiksa mengaku sempat melihat mobil putih masuk dan parkir di garasi rumah, Jalan Nuansa Kori No.30, Ubung, Denpasar, Jumat (15/12/2017) siang.

Diduga saat itu, terduga pelaku datang seusai menjemput korban dari rumah di kawasan Dharmasaba, Abiansemal, Badung.

Namun belum bisa dipastikan kapan tepatnya nyawa Suanda dihabisi oleh para terduga pelaku.

Selain itu, saksi juga mengaku melihat ada aktivitas penguhuni rumah di rumah yang dikontrak oleh KT pada Sabtu (20/12/2017) pagi lalu.

Dugaan kuatnya, pada pagi itu, mereka sedang membersihkan bercak darah di lantai rumah usai mengeksekusi Suanda.

Setelah itu, rumah kembali kosong ditinggalkan terduga pelaku dan tak kunjung kembali lagi.

Sang Istri Ungkap Komunikasi Aiptu Suanda dan Terduga Pelaku

Almarhum Aiptu Suanda berpulang untuk selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Luh Rai Sukawati (53), dan tiga orang anak yang semuanya sudah menikah, Ari Desianti, Made Kristiana, dan Komang Tria Paramita Anggraini.

Luh Rai menceritakan, terakhir bertemu dengan almarhum suaminya pada Jumat (15/12/2017) sekitar pukul 11.30 Wita.

Saat itu suaminya pamitan untuk melakukan transaksi karena mobil Jazz miliknya sudah laku.

Namun, setelah pamitan tidak ada kabar dan tidak bisa dihubungi sekitar pukul 12.25 Wita hingga sore hari.

“Jam 11.30 itu dia (alm) pamitan untuk transaksi di bank, namun saya sempat menghubungi ternyata hape-nya sudah dalam keadaan tidak aktif,” ujar Luh Rai dengan nada terbata-bata.

Ia pun langsung berkoordinasi dengan keluarga untuk menunggu korban pulang.

Namun, hingga menjelang malam korban tak kunjung kembali ke rumah.

Dari sanalah timbul rasa kecurigaan yang amat besar dari istri maupun keluarganya.

Sebelum korban dinyatakan hilang, tuturnya, korban juga sempat melaksanakan transaksi dengan dua orang (pria dan wanita) yang menggunakan masker di depan rumah.

Gelagat aneh sudah diperlihatkan keduanya.

Selain tak membuka maskernya, kedua orang ini tidak mau masuk ke dalam rumah korban.

“Saya tidak melihat masuk rumah, mereka transaksinya di luar saja (depan rumah). Tidak mau masuk ke rumah. Padahal biasanya juga transaksi di dalam rumah,” tuturnya.

Dia mengingat, sehari sebelum kejadian antara suaminya dan pembeli mobil ini sempat berkomunikasi melalui pesan singkat yang intinya akan membeli mobil Jazz tersebut.

“Sebelum deal (setuju) berarti memang ada komunikasi,” timpal Wayan Sura.

Kemudian, pada Jumat sekitar pukul 11.30 Wita, Aiptu Suanda meninggalkan rumah dengan membawa sebuah tas yang di dalamnya berisi surat-surat mobil yang hendak dijual menuju sebuah bank untuk diajak transaksi.

Dan setelah itu Aiptu Suanda tak kunjung memberi kabar dan handphone-nya tidak bisa dihubungi.

“Berbagai upaya sempat dilakukan untuk mencari keberadaan adik saya. Termasuk, upaya pencarian secara niskala dengan nunas baos (minta petunjuk) kepada orang pintar. Tapi, hasilnya nihil,” ujarnya.

Wayan Sura dan Luh Rai juga menyampaikan bahwa Aiptu Suanda dikenal masyarakat sebagai sosok yang baik dan tidak pernah terlibat dalam masalah apapun.

“Bahkan masyarakat sekitar sini juga bilang suami saya itu baik sekali,” kenang Luh Rai.

Kini pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian agar kasus ini diusut tuntas dan para pelaku bisa secepatnya dibekuk.

“Kami sudah ikhlas dan berharap pihak berwenang segera menangkap para pelaku ini,” harapnya. (*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Banner iklan disini Klaim Voucher >> Klik Disini

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel