Kronologi Insiden Berdarah Balian Tewas Mengenaskan saat Hendak
Friday, February 23, 2018
Ratusan warga tiba-tiba memadati Jalan Antasura, Gang Suar Nomor 2, di Banjar Pengukuh, Desa Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Kamis (22/2/2018) pukul 11.30 Wita.
Warga datang beramai-ramai setelah mendengar adanya aksi pembunuhan.
Masuk hingga pojokan gang, garis pembatas polisi sudah terpasang.
Beberapa orang polisi, petugas BPBD Kota Denpasar, dan aparat desa setempat melakukan evakuasi terhadap jenazah I Nyoman Kertiasa (28), warga Ahmad Yani Gang Tohjaya VI Denpasar.
Kertiasa menjadi korban pembunuhan Wayan Agus Gede Sustra (38), yang tinggal di Gang Suar No 2.
Dugaannya Agus mengalami gangguan jiwa.
Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Gede Sumena, menyatakan kejadian ini dilaporkan sekitar pukul 10.30 Wita.
Informasinya, ada orang mengalami gangguan jiwa mengamuk dan membawa senjata tajam.
Anggota pun terjun ke lapangan untuk melakukan pengamanan.
"Pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan. Informasi itu dari keterangan saksi-saksi, baik kakak pelaku, dan tetangga di sekitar lokasi TKP," ucap Sumena di lokasi kejadian, kemarin.
Kejadian ini bermula ketika kakak pelaku, seorang perempuan bernama Ni Ketut Puspiani, mengundang Kertiasa untuk datang ke rumahnya.
Puspiani yang berdagang minuman kemasan berniat untuk mengobati adiknya, Agus.
Agus disebut sudah belasan tahun mengalami gangguan kejiwaan.
Namun kondisinya sudah mulai membaik dalam beberapa tahun belakangan.
Ternyata kedatangan Kertiasa tak mendapat respon positif dari Agus.
Ia menolak diobati hingga membuatnya emosi.
Puncaknya, Agus membunuh Kertiasa dengan pisau dan golok.
"Kondisi korban cukup mengenaskan. Luka lebar di dada hingga perut. Kepala tangan dan kaki pun ada luka terbukanya," kata Sumena, prihatin.
Menurut Sumena, memang korban disebut sebagai balian (ahli spiritual) dalam penyembuhan orang gangguan jiwa.
Karena itu ia didatangkan oleh Puspiani untuk membantu mengobati Agus.
Namun malang, ia justru menjadi korban pembunuhan.
"Pelaku sudah kami amankan. Saat diamankan pelaku sudah tidak membawa pisau dan goloknya sehingga kami gunakan langkah persuasif dan pelaku menyerahkan diri," ungkapnya.
Dari pantauan Tribun Bali, di lokasi kejadian itu ada beberapa rumah, dan korban diketahui dibunuh di dekat tempat biasa pelaku tidur di kamarnya.
Kamar pelaku sudah diberi garis pembatas polisi.
Di Kamar Saja
Kakak pelaku lainnya, Made Budiarsa, mengaku sempat panik saat mendapat info adiknya marah-marah dan membawa senjata tajam.
Ia pun bergegas pulang ke rumah.
Sampai di rumah adiknya dketahui sudah dibawa ke kantor polisi usai melakukan aski pembunuhan.
Menurut Budiarsa, adiknya itu kerap dan seringnya hanya berada di dalam kamar saja.
Sudah puluhan tahun hal itu dilakukan oleh adiknya.
Bahkan, terkesan adiknya selalu menutup diri.
"Sehari-harinya cuma di dalam kamar saja. Sudah puluhan tahun. Dia tidak pernah menganggu warga. Dan kalau ngobrol baru dengan saya. Kalau sama orang lain pasti diam dan menutup diri," ungkapnya.
Warga sekitar lainnya, Ketut Nur, juga menyebut pelaku cenderung pendiam dan memang tidak pernah keluar rumah.
Sangat jarang pelaku bersosialisasi.
"Tidak pernah ganggu orang. Dan tidak pernah keluar juga. Jadi di kamar saja terus," jelasnya.
Pelaku kini sedang dalam pemeriksaan intensif polisi serta menjalani pemeriksaan kejiwaannya di RS Tri Jata, Denpasar.
Polisi melibatkan psikiater dan dokter RSJ Bangli untuk penanganan kasus ini.
Sementara di bagian lain, ibu korban, Kasmiarianti, menyebutkan anaknya adalah seorang tukang pijat.
Tiga bersaudara, dan Kertiasa merupakan anak lelaki satu-satunya.
Menurutnya, Kertiasa sejak lahir merupakan anak berkebutuhan khusus sehingga ahli dalam memijat.
Korban sekolah di SLB Kampung Jawa.
"Anak saya memang bisa memijat. Tadi (kemarin, red) bilangnya mau pergi saja, bukan mau mengobati," ungkap ibunya.
Rongga Perut Terbuka
Jenazah korban sudah dievakuasi ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Denpasar.
Menurut keterangan Kepala Instalasi Kedokteran Forensik, RSUP Sanglah, dr. Dudut Rustyadi, pihaknya menerima jenazah korban sekitar pukul 13.10 wita.
Dari hasil pemeriksaan luar, ditemukan beberapa luka terbuka pada jenazah Kertiyasa.
Luka ini dipastikan terjadi akibat kekerasan senjata tajam.
Jenis luka yang ditemukan berupa bacokan atau tebasan.
Luka ditemukan pada bagian wajah, kepala bagian belakang, luka memanjang dari dada sampai perut, serta beberapa luka tangkisan di tangan dan lutut.
Luka yang paling parah diderita korban pada bagian perut.
Pasalnya, luka tersebut memanjang dari dada hingga perut korban.
"Usus korban sampai keluar dan rongga perutnya terbuka," ungkap dr Dudut.
Luka tangkisan ditemukan pada kedua tangan dan lengan bawah korban.
Luka tangkisan juga ditemukan pada kedua lutut korban.
Luka tangkisan tersebut merupakan tanda perlawanan yang sempat dilakukan korban.
"Serangan yang dilakukan juga mengarah ke wajah dan badan. Jadi, dia kan berusaha melindungi," tambahnya seraya membuat gerakan perlawanan yang mungkin dilakukan korban.
Sumber: Tribunews