Pratu Randi Suryadi Sempat Tak Diizinkan Jadi Tentara tapi Tekadnya Luar Biasa
Sunday, March 11, 2018
Pratu Randi Suryadi, anggota Yonif Mekanis Raider 412/BES/6/2 Kostrad yang meninggal dalam kecelakaan tank jatuh ke sungai, Sabtu (10/3/2018), berasal dari keluarga sederhana.
Ayah Randi Suryadi, Eman Sumantara (53), dan ibunya, Oneng Rohaeni (45), merupakan buruh pabrik.
Mereka bekerja di pabrik tak jauh dari rumah duka di Kampung Cisempur, Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Randi Suryadi sudah memiliki cita-cita untuk berseragam loreng atau menjadi tentara sejak sekolah.
Hal tersebut diungkapkan paman Pratu Randi Suryadi, Cucu Suhendar (44), ketika ditemui Tribun Jabar di rumah duka, Minggu (11/3/2018).
Meski dari keluarga sederhana, kata Cucu Suhendar, keponakannya tersebut tak pernah berkecil hati dan tetap bertekad untuk masuk tentara.
"Dari kelas 2 SMA itu dia sudah sering lari, persiapan fisik, biar siap saat tes katanya," ujar Cucu Suhendar.
Paman dari Pratu Randi Suryadi tersebut mengungkapkan, tekad keponakannya untuk menjadi tentara tak diarahkan oleh keluarga tetapi murni keinginan sendiri.
Sang ayah, Eman Sumantara, bahkan sempat tidak mengizinkan Pratu Randi Suryadi untuk menjadi tentara hingga akhirnya Randi meminta Cucu untuk membantu membujuk sang ayah agar diberi restu.
Randi Suryadi sempat mendaftar untuk masuk Akademi Militer (Akmil) dan sampai tes Pantohir namun tidak lolos.
Tak berkecil hati, Randi Suryadi pun mengikuti tes Sekolah Calon Tamtama (Secata) dan lolos menjadi prajurit TNI.
"Bahkan dia tes ke mana-mana pun sendiri, tidak diantar-antar. Randi itu mandiri dan kalau sudah punya tekad pasti dikejar," ujar Cucu Suhendar.
Kini, keponakan kebanggaan Cucu Suhendar telah meninggal dunia dalam tugasnya sebagai seorang prajurit.
Meski sulit, Cucu mengaku masih merasa bangga karena Pratu Randi Suryadi terus mempertahankan tekadnya hingga akhir hayat.
Sumber: Tribunnews