-->

292 Ekor Buaya di Sorong Dibantai Warga, Panji Petualang: Andai Hukum Kita Seperti Negara Tetangga



Baru-baru ini netizen kembali dihebohkan dengan pembantaian terhadap buaya.
Bukan satu atau dua buaya yang dilakukan oleh warga, melainkan ratusan.
Dilansir dari Tribun Medan, kejadian itu terjadi di Jalan Bandara SP1, Kelurahan Klamalu, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Papua Barat, sekira pukul 12.30 WIT, Sabtu (14/7).
Ada sebanyak 292 ekor buaya dibantai warga dalam insiden tersebut.
Para warga tega menghabisi ratusan buaya itu lantaran seorang warga bernama Sugito tewas digigit buaya.
Kabarnya, saat itu almarhum sedang mencari rumput untuk makanan sapi di sekitar lokasi penangkaran buaya tersebut.
Nahas, Sugito tewas digigit buaya yang ada di penangkaran pada pukul 15.30 WIT, Jumat (13/7).
Usai acara pemakaman, keluarga korban bersama warga setempat yang emosi kemudian mendatangi penangkaran buaya. 
Mereka menerobos lokasi, merusak tempat penangkaran, kemudian membantai buaya dengan parang, tombak, kayu dan batu.
“Binatang seperti ini tidak bisa dipelihara di sini. Ini kan tempat luas. Tempat terbuka. Tempat keramaian. Kalau bisa binatang begini ya dipelihara di tempat yang jauh dari tempat keramaian. Di sini kan banyak masyarakat yang bertani, punya ternak,” ujar Enos Barmala, seorang warga SP1.
Sementara itu, Kapolsek Aimas, AKP Emmy Fenitirumah, mengatakan pembunuhan 292 buaya di penangkaran itu dilakukan warga karena merasa terancam di kemudian hari.

Banner iklan disini Klaim Voucher >> Klik Disini

“Itu tindakan spontan dari warga yag ada di seputaran SP1 karena mungkin saja mereka merasa terancam dengan buaya-buaya itu,” tutur Kapolsek.
Penangkaran buaya milik Albert Siahaan itu memiliki surat izin resmi dari Pemerintah Kabupaten Sorong. 
Namun, dikabarkan saat kejadian tersebut pemilik penangkaran sedang berada di kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.

Sementara itu, Panji Petualang memberikan komentarnya di akun Instagram miliknya.
Panji yang merupakan pecinta satwa itu merasa prihatin dengan apa yang dilakukan para warga.
"Lagi lagi... lagi dan lagi... kapan hewan hewan ini bisa hidup nyaman..
di hutan di bantai.. di penangkaran juga tetep di bantai..
mau nyalahin manusia saya juga manusia,mau nyalahin hewan mereka juga punya hak..
jadi siapa yang salah?? @animalstoriesindonesia.id andai hukum indonesia seperti negara tetangga," tulisnya.
Panji Petualang prihatin dengan pembantaian buaya yang dilakukan warga, Sabtu (14/7/2018)

Baca Juga

Panji Petualang prihatin dengan pembantaian buaya yang dilakukan warga, Sabtu (14/7/2018) (Dok Pribadi/Instagram Panji Petualang)
Ia juga memposting perbandingan otak manusia dan hewan.
panjipetualang_real
instagram.com/panjipetualang_real

"Di ciptakan dengan ukuran tubuh sangat besar dan kasar namun otak mereka sangat kecil, yes buaya..
mereka hanya berfikir untuk bertahan dan makan..!!!," tulisnya.

sumber: Tribunnews

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel