Jima yang Sehat Itu Dimulai dari …

Thursday, August 27, 2020

LAZIMNYA, suami menginginkan frekuensi hubungan yang lebih tinggi dibandingkan istri. Sedangkan istri cenderung menginginkan keteraturan hubungansecara berkala dibandingkan suami.

Dalam hubungan, suami sangat mengharapkan kenikmatan fisik melalui sentuhan dan visual. Berbeda dengan istri, lebih banyak mengharapkan kondisi layaknya rekreasi, yakni turut mendapatkan pengalaman batin yang memuaskan.

Lalu bagaimanakah seharusnya hubungan yang sehat bagi suami dan istri, di mana memberikan manfaat yang seimbang bagi keduanya?

Solusi pertama yang harus dilakukan adalah mengomunikasikan dengan pasangan mengenai kesepakatan frekuensi dan kualitas hubungan. Dalam hal ini, Anda dan pasangan perlu saling jujur satu sama lain mengenai pengalaman yang didapat ketika berhhubungan.

Jangan menutupi kekecewaan yang Anda rasakan jika memang Anda mengalami ketidakpuasaan saat hubungan. Dengan bersikap saling terbuka, maka ke depannya akan memberikan pemahaman baru bagi masing-masing pihak mengenai hubungan yang dapat memberikan kepuasaan maksimal satu sama lain.

Suami cenderung memiliki hasrat seksual yang menggebu saat berhubungan, dan sayangnya istri butuh waktu lama untuk menyeimbangkannya. Hal ini membuat suami merasa tidak mendapatkan kualitas jima yang maksimal, begitupun istri yang merasa kesulitan untuk menyatu dengan gairah jima pasangan.

Dalam hal ini, patutlah memerhatikan hadist yang diutarakan oleh Rasulullah. “Janganlah salah seorang dari kalian menjima’ istrinya seperti binatang ternak mendatangi pasangannya. Tetapi hendaklah ada ar rasuul antara keduanya.” Ditanyakan kepada beliau, “Apakah ar rasuul itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ciuman dan kalimat-kalimat obrolan (mesra),” (HR. Ad Dailami).

Melalui pemanasan saat berhubungan. suami akan tetap mendapat gairah melalui kontak fisik berupa sentuhan dan visual, serta istri memiliki waktu yang cukup untuk membangun dan menyeimbangkan gairah hubungan dengan pasangan. Hal ini memberikan kesempatan yang lebih besar dalam mencapai titik klimaks yang impas.

Sangat disarankan untuk mengomunikasikan terlebih dahulu mengenai keinginan untuk melakukan beberapa hal di tempat tidur kepada pasangan. Hal ini untuk menghindari kemungkinan pasangan tidak suka atau tidak puas.

Selanjutnya, usahakan untuk mendapatkan titik temu antara Anda dan istri mengenai frekuensi yang akan memberikan kepuasan maksimal bagi Anda dan pasangan.

Jika Anda dan istri merasa baik-baik saja dengan berhubungan setiap tiga kali seminggu, teruskan. Jika tidak, maka kembali luangkan waktu untuk mengomunikasikannya lebih jauh. Jadi hubungan yang sehat itu dimulai dari komunikasi yang baik.