Ditinggal Suami Tanpa Kabar, Wanita Hamil 9 Bulan Terlantar,Makan pun Bergantung pada Tetangga
SR dalam kondisi hamil 9 saat ditemui di rumah kontrakan Jalan Damanhuri, Samarinda, Kaltim, Rabu (3/5/2020). Ia ditinggal suami pulang kampung namun kini tak ada kabarnya. (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)
Dalam kondisi hamil tua, SR tak lagi mampu untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bahkan untuk makan saja, SR hanya mengandalkan belas kasihan dari para tetangganya.
Tinggal seorang diri di kontrakannya, SR begitu tersiksa, apalagi dengan kondisinya yang tengah hamil tua.
Tak hanya bingung untuk makan sehari-hari, SR juga diliputi kekhawatiran saat proses persalinan buah hatinya nanti.
“Tidak ada uang dan makanan mau bagaimana lagi,” ucapnya lirih.
Belum lagi beban pikiran biaya persalinannya yang hanya menunggu hari.
“Sempat frustasi,” kata dia.
• Kisah Pilu Ibu Hamil Meninggal karena Corona, Kini Ortunya Jadi PDP, Sang Adik: Virus Ini Nyata
Di Samarinda, SR tak punya keluarga ataupun kerabat, begitu juga dengan suaminya.
Oleh karena itu, dia tak bisa meminta bantuan.
Sebelumnya, SR bekerja sebagai pembantu di warung makan, sementara suaminya serabutan.
Keduanya menikah siri sejak 2018.
Karena hamil, SR berhenti kerja.
“Kami sama-sama anak yatim piatu.
Sama-sama dari Malang, Jatim.
Kami ketemu di sini ( Samarinda),” kata dia.
• Tangis Pilu Ibu Temukan Jenazah Putranya Tewas Mengenaskan di Bawah Jembatan, Nyawa Dibalas Nyawa
Karena itu, SR tak ingin menyalahkan siapapun termasuk suaminya.
“Saya tidak mau menjelekkan suami atau ini itu.
Yang penting sekarang saya cari uang buat lahiran dan fokus untuk bayi saya,” tuturnya.
“Istilahnya rumah tangga kan wajar ada pertengkaran.
Saya tidak mau menyalahkan pihak manapun. Karena saya juga mungkin ada salah.
Sehingga jadi begini,” sambung dia.
Tetangga kontrakan SR, Siti Nuraisah (33) mengatakan sejak suaminya hilang kabar, SR tak punya apa-apa untuk makan termasuk biaya persalinan.
“Kadang dia menangis enggak ada kabar dari suaminya dan memikirkan biaya salin.
Kalau untuk makan sehari-hari enggak masalah ada kami sini,” kata dia.
Ilustrasi (The Huffington Post)
Siti Nuraisah berinisiatif menggalang donasi lewat media sosial dan mendapat banyak bantuan.
Bahkan, sudah ada donatur yang siap membiayai persalinan SR.
Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim Rina Zainun mengatakan, timnya sudah menemui SR di kediamannya memberi dukungan moral, juga bantuan untuk persiapan kelahirannya bayinya.
“Kami mengumpulkan donasi dari banyak pihak baik sembako, perlengkapan bayi dan lainnya.
Untuk biaya persalinan sudah dibantu oleh salah satu donator.
“Yang jelas kami minta yang bersangkutan fokus untuk lahiran anaknya.
Jangan pikir macam-macam,” ungkap Rina.
Sejak kisah SR viral di media sosial, kini dirinya terus banjir oleh bantuan dari para donatur.
Bantuan tersebut berupa uang, sembako, perlengkapan bayi, tanggungan biaya persalinan, hingga tawaran adopsi anak.
“Hari ini kami antar daster buat ibunya, popok, bedak, sabun mandi, dan pakaian untuk kebutuhan bayinya.
Bantuan terus mengalir, insya Allah cukup untuk kebutuhan setelah lahir,” ungkap Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kaltim Rina Zainun yang mendampingi SR kepada Kompas.com, Jumat (5/6/2020).
Selain bantuan pakaian, sembako, dan uang, ada juga tawaran adopsi datang dari para donatur. Namun, dirinya tak memperbolehkan, termasuk SR sendiri.
“Banyak yang mau adopsi bayi itu setelah lahir, tapi kami enggak mau.
Karena garis seorang ibu, biar bagaimana pun tetap pelihara sendiri anaknya,” terang dia.
Tak hanya itu, sudah ada empat yayasan juga menawarkan diri untuk menampung SR dan bayinya setelah lahir.
Dari keempat yayasan tersebut, kata Rina, SR sudah memutuskan untuk tinggal di Yayasan Yatim Berkah Syariah di Samarinda Sebrang setelah melahirkan.
“Jadi kebutuhan selanjutnya bisa tercukupi,” tutur Rina.
Hingga saat ini, donasi terus berdatangan seiring dengan informasi kondisi SR yang memprihatinkan tersebar luas di Samarinda dan Kaltim.
“Apa pun permasalahan yang sedang menimpa dia dan suaminya, kalau kami tidak melihat persoalan rumah tangga mereka.
Yang jelas, kita bantu dia karena dia adalah seorang perempuan dan calon ibu yang harus dibantu agar dia bisa melahirkan dengan selamat,” tutup Rina.
Imam Sopingi, donatur yang menanggung biaya persalinan SR, mengaku iba dengan kondisi SR hingga tergerak hati untuk membantu menanggung semua biaya persalinan.
“Awalnya melihat postingan di media sosial.
Saya baca kondisi ibu itu sangat memprihatinkan. Kondisi hamil suami enggak ada, uang enggak ada, keluarga juga enggak ada,” kata dia saat dihubungi Kompas.com secara terpisah.
Sejak itu, Imam berusaha menghubungi akun yang mengunggah soal SR di media sosial dan akhirnya mengunjungi SR di sebuah rumah kontrakan di Jalan Damanhuri, Samarinda.
“Kami sudah bawa dia cek satu kali ke Klinik Bidan Aminah di Jalan Merdeka.
Dari situ, kami belanja sembako.
Setelah itu saya bilang, urusan biaya persalinan saya yang tanggung,” terang pria dengan sapaan Cak Imam ini.
“Rencana besok, kami cek terakhir kondisi bayi dan ibunya, sudah sembilan bulan delapan hari.
Rencananya, kami akan titip saja di bidan sampai melahirkan,” sambung dia.
Untuk keberadaan suaminya, Cak Imam bahkan sudah meminta tolong rekannya untuk mencari alamat suami sesuai yang disampaikan SR di Malang, Jawa Timur.
“Tapi, ibunya (SR) tidak mau.
Dia bilang, tolong jangan cari suami saya.
Saya ikhlas.
Akhirnya batal.
Padahal, saya sudah minta orang carikan suaminya, biar bisa lihat kondisi istrinya,” kata dia.
( Sumber: Tribunnews.com )