Jangan Tunggu Nyawa Terancam, Begini Mendeteksi Stroke dalam Satu Menit
Sunday, December 18, 2016
Saat bangun dari tidur siang, seorang pria bernama Rinto merasa kaget. Lengan kanannya tiba-tiba kebas.

Mulanya ia berpikir rasa kebas itu karena lengannya terlalu lama tertindih saat tidur.
Namun, setelah 20 menit, kebas tak juga hilang.
Karenanya, ia memutuskan memeriksakan diri ke rumah sakit.
Setelah diperiksa, ternyata ia dinyatakan terserang stroke dan harus segera di-opname.
Meski demikian, kata dokter, Rinto beruntung karena segera mendapat penanganan medis.
Sebab, setelah satu menit terserang stroke, otak akan kehilangan 1,9 juta sel.
Satu jam jika tak diatasi, otak akan mengalami proses penuaan setara 3,5 tahun.
Makin lama stroke tidak ditangani, makin besar risiko penderitanya mengalami gangguan bicara, kemampuan berpikir, perubahan perilaku, bahkan kematian.

Mulanya ia berpikir rasa kebas itu karena lengannya terlalu lama tertindih saat tidur.
Baca Juga
Namun, setelah 20 menit, kebas tak juga hilang.
Karenanya, ia memutuskan memeriksakan diri ke rumah sakit.
Setelah diperiksa, ternyata ia dinyatakan terserang stroke dan harus segera di-opname.
Meski demikian, kata dokter, Rinto beruntung karena segera mendapat penanganan medis.
Sebab, setelah satu menit terserang stroke, otak akan kehilangan 1,9 juta sel.
Satu jam jika tak diatasi, otak akan mengalami proses penuaan setara 3,5 tahun.
Makin lama stroke tidak ditangani, makin besar risiko penderitanya mengalami gangguan bicara, kemampuan berpikir, perubahan perilaku, bahkan kematian.
Ya, hingga saat ini, stroke merupakan penyakit lima besar penyebab kematian di dunia.
Riset Litbang Kompas yang dimuat edisi 18 Mei 2015 memaparkan, dari 41.590 kematian di Indonesia pada 2014, stroke adalah penyebab utama kematian dengan porsi 21,1 persen kejadian.
Sebenarnya, kerusakan otak akibat berhentinya aliran darah ke otak bisa diminimalkan jika diatasi dengan segera seperti yang dialami Rinto.
Sayangnya, kebanyakan orang memang tidak mengenali gejalanya sehingga pengobatan jadi terlambat.
Untuk mengetahuinya, lansiran dari prodia.co.id, Jumat (9/12/2016) memaparkan bahwa tim riset dari University of Cincinnati mengembangkan tes sederhana untuk mendiagnosis stroke hanya dalam waktu satu menit.
Pemeriksaan cukup dilakukan dengan tiga langkah.
Pertama, tes senyum.
Pasien atau orang yang diduga stroke diminta untuk tersenyum dan memamerkan gigi mereka.
Tes tersebut dilakukan untuk mendeteksi apakah ada kelemahan dari salah satu sisi wajah.
Kedua, pasien diminta menutup kedua mata mereka dan mengangkat kedua tangannya.
Umumnya, pasien stroke tidak bisa mengangkat kedua tangannya dengan tinggi yang sama karena salah satunya lemah.
Ketiga, pasien diminta mengulang kalimat sederhana.
Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah artikulasi pasien jelas dalam berbicara.
Kesulitan berbicara adalah gejala klasik pada orang yang terserang stroke.
Riset Litbang Kompas yang dimuat edisi 18 Mei 2015 memaparkan, dari 41.590 kematian di Indonesia pada 2014, stroke adalah penyebab utama kematian dengan porsi 21,1 persen kejadian.
Sebenarnya, kerusakan otak akibat berhentinya aliran darah ke otak bisa diminimalkan jika diatasi dengan segera seperti yang dialami Rinto.
Sayangnya, kebanyakan orang memang tidak mengenali gejalanya sehingga pengobatan jadi terlambat.
Untuk mengetahuinya, lansiran dari prodia.co.id, Jumat (9/12/2016) memaparkan bahwa tim riset dari University of Cincinnati mengembangkan tes sederhana untuk mendiagnosis stroke hanya dalam waktu satu menit.
Pemeriksaan cukup dilakukan dengan tiga langkah.
Pertama, tes senyum.
Pasien atau orang yang diduga stroke diminta untuk tersenyum dan memamerkan gigi mereka.
Tes tersebut dilakukan untuk mendeteksi apakah ada kelemahan dari salah satu sisi wajah.
Kedua, pasien diminta menutup kedua mata mereka dan mengangkat kedua tangannya.
Umumnya, pasien stroke tidak bisa mengangkat kedua tangannya dengan tinggi yang sama karena salah satunya lemah.
Ketiga, pasien diminta mengulang kalimat sederhana.
Tes ini dilakukan untuk memeriksa apakah artikulasi pasien jelas dalam berbicara.
Kesulitan berbicara adalah gejala klasik pada orang yang terserang stroke.