Said Aqil Sebut Tindakan Israel ke Palestina Penjajahan Zaman Now
Friday, December 15, 2017
Pengakuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel menyulut kemarahan dari berbagai pihak. Tak jarang aksi ini disebut sebagai penjajahan di era modern.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan, konflik ini merupakan tantangan baru dunia di era modern ini. Tapi, segala kemajuan dunia ini tidak bisa menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.
"Ternyata di zaman now masih ada penjajahan, pelanggaran hak asasi yang terang-terangan seperti tidak ada bedanya sebelum lahirnya PBB," kata Said di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/12).
Baca Juga :
Said Aqil Larang Atribut NU Dipakai dalam Aksi Bela Palestina di Monas
"Konflik Palestina-Israel adalah Konflik Kemanusiaan, Bukan Keagamaan"
Said menilai, dunia yang sudah maju dan modern seharusnya punya solusi untuk konflik ini. Kehadiran PBB harusnya bisa mempercepat penyelesaian konfik.
Kalau kondisi ini terus dibiarkan, Said melihat tidak ada yang berbeda dengan era perang dunia. Hanya saja, ini kali ini dalam gaya baru.
"Tidak ada bedanya masih ketika ada Hitler. Masih ada imperialisme, kolonialisme. Sekarang gaya baru aja bedanya," ucap Said.
sumber; kumparan.com
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan, konflik ini merupakan tantangan baru dunia di era modern ini. Tapi, segala kemajuan dunia ini tidak bisa menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.
"Ternyata di zaman now masih ada penjajahan, pelanggaran hak asasi yang terang-terangan seperti tidak ada bedanya sebelum lahirnya PBB," kata Said di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/12).
Baca Juga :
Said Aqil Larang Atribut NU Dipakai dalam Aksi Bela Palestina di Monas
"Konflik Palestina-Israel adalah Konflik Kemanusiaan, Bukan Keagamaan"
Said menilai, dunia yang sudah maju dan modern seharusnya punya solusi untuk konflik ini. Kehadiran PBB harusnya bisa mempercepat penyelesaian konfik.
Kalau kondisi ini terus dibiarkan, Said melihat tidak ada yang berbeda dengan era perang dunia. Hanya saja, ini kali ini dalam gaya baru.
"Tidak ada bedanya masih ketika ada Hitler. Masih ada imperialisme, kolonialisme. Sekarang gaya baru aja bedanya," ucap Said.
sumber; kumparan.com