Drama Setengah Jam Percobaan Bunuh Diri SP Berakhir Setelah Sang Suami Batalkan Ini...
Tuesday, February 6, 2018
Atap genteng rumah setinggi tiga meter itu nyaris jadi saksi akhir tragis kehidupan PS (46), warga Desa Mertasari Kecamatan Purwanegara Banjarnegara.
Ibu dua anak itu nekat menaiki atap genteng rumah dan mengancam akan bunuh diri dengan cara terjun dari ketinggian atap.
Meski jikapun ia nekat terjun, belum tentu kematian yang dia dapat, melainkan kesakitan hingga patah tulang lantaran ketinggian atap hanya sekitar 3 meter dari muka tanah.
Namun aksi PS ini benar-benar membuat warga cemas.
Perempuan paruh baya itu terus merengek di atas genteng sambil mengancam akan terjun ke bawah.
Sejumlah warga berusaha mendekat dan terus membujuk perempuan itu agar mengurungkan niatnya.
"Kami usaha bujuk terus agar mau turun, namun tidak mau, malah mengancam akan melompat," kata Adi Prianggodo, warga Desa Mertasari Purwanegara Banjarnegara, Selasa (6/2/2018)
Namun usaha warga untuk merayu wanita itu berulangkali gagal. Perempuan itu tetap kukuh ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat dari ketinggian.
Sembari terisak, perempuan itu membuat syarat pada suaminya jika masih menginginkan dia hidup.
Jika suaminya bersedia membatalkan niat untuk kawin lagi, ia akan urung mengakhiri hidup.
PS ternyata sempat bermasalah dengan urusan rumah tangganya.
Suaminya yang selama ini bekerja di Jakarta sempat meminta izin kepadanya untuk menikah lagi (poligami) dengan wanita lain.
Pernyataan sang suami membuatnya syok. PS menolak permintaan suami yang ingin menikah lagi dengan wanita lain.
Ia lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atap rumah, ketimbang berbagi kasih dengan wanita lain.
"Gak diizinkan akhirnya ribut, lalu sang istri naik ke atap genteng," katanya.
Warga berusaha mengevakuasi PS dengan menaiki anak tangga menuju atap. Namun usaha itu tidak mudah.
PS mengancam akan melompat jika warga berani mendekatinya. Bermacam nasehat dan rayuan warga tidak mempan melunakkan hati PS. Kecuali jika sang suami bersedia membatalkan niatnya untuk poligami.
Setelah sekitar setengah jam berada di atap, PS akhirnya bersedia turun dari atap dan batal melompat.
Hatinya luluh kala sang suami menyatakan akan membatalkan rencananya untuk menikah lagi dengan perempuan lain.
"Sekitar setengah jam dia di atap, dibujuk susah, kecuali kalau suaminya janji tidak akan menikah lagi,"katanya
PS akhirnya dibawa ke rumah orangtuanya. Sementara sang suami tak lama kemudian pergi meninggalkan rumah menuju tempat perantauannya.
Sumber: Tribunnews
Ibu dua anak itu nekat menaiki atap genteng rumah dan mengancam akan bunuh diri dengan cara terjun dari ketinggian atap.
Meski jikapun ia nekat terjun, belum tentu kematian yang dia dapat, melainkan kesakitan hingga patah tulang lantaran ketinggian atap hanya sekitar 3 meter dari muka tanah.
Namun aksi PS ini benar-benar membuat warga cemas.
Perempuan paruh baya itu terus merengek di atas genteng sambil mengancam akan terjun ke bawah.
Sejumlah warga berusaha mendekat dan terus membujuk perempuan itu agar mengurungkan niatnya.
"Kami usaha bujuk terus agar mau turun, namun tidak mau, malah mengancam akan melompat," kata Adi Prianggodo, warga Desa Mertasari Purwanegara Banjarnegara, Selasa (6/2/2018)
Namun usaha warga untuk merayu wanita itu berulangkali gagal. Perempuan itu tetap kukuh ingin mengakhiri hidupnya dengan melompat dari ketinggian.
Sembari terisak, perempuan itu membuat syarat pada suaminya jika masih menginginkan dia hidup.
Jika suaminya bersedia membatalkan niat untuk kawin lagi, ia akan urung mengakhiri hidup.
PS ternyata sempat bermasalah dengan urusan rumah tangganya.
Suaminya yang selama ini bekerja di Jakarta sempat meminta izin kepadanya untuk menikah lagi (poligami) dengan wanita lain.
Pernyataan sang suami membuatnya syok. PS menolak permintaan suami yang ingin menikah lagi dengan wanita lain.
Ia lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atap rumah, ketimbang berbagi kasih dengan wanita lain.
"Gak diizinkan akhirnya ribut, lalu sang istri naik ke atap genteng," katanya.
Warga berusaha mengevakuasi PS dengan menaiki anak tangga menuju atap. Namun usaha itu tidak mudah.
PS mengancam akan melompat jika warga berani mendekatinya. Bermacam nasehat dan rayuan warga tidak mempan melunakkan hati PS. Kecuali jika sang suami bersedia membatalkan niatnya untuk poligami.
Setelah sekitar setengah jam berada di atap, PS akhirnya bersedia turun dari atap dan batal melompat.
Hatinya luluh kala sang suami menyatakan akan membatalkan rencananya untuk menikah lagi dengan perempuan lain.
"Sekitar setengah jam dia di atap, dibujuk susah, kecuali kalau suaminya janji tidak akan menikah lagi,"katanya
PS akhirnya dibawa ke rumah orangtuanya. Sementara sang suami tak lama kemudian pergi meninggalkan rumah menuju tempat perantauannya.
Sumber: Tribunnews