-->

7 Fakta Terbaru Bom Pasuruan: Meledak saat Dirakit, Rekam Jejak Pelaku hingga Pernyataan Sang Istri



Insiden meledaknya sebuah bom berdaya ledak rendah di Bangil Pasuruan pada Kamis (5/7/2018) sempat menggerkan warga sekitar.

Banner iklan disini Klaim Voucher >> Klik Disini


Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang kabur dengan menggunakan sepeda motor di mana sepeda tersebut berhasil ditemukan usai ditinggal oleh pelaku.

Baca Juga


Berikut fakta serta perkembangan kasus tersebut dikutip TribunWow.com dari Surya.

1. Meledak saat Dirakit

Kabid Humas Polda Jawa Timur (Jatim) Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan jika penyidik telah berhasil melakukan uji forensik terhadap bim yang meledak.

Dari hal pengujian tersebut ditemukan fakta jika bom adalah tipe low ecplosive dan jenis bom ikan.

"Hasil sudah fix, sesuai uji laboratorium forensik terhadap bom di Pasuruan adalah low explosive dan jenis bom ikan atau dikenal bom bondet," kata Barung saat di temui di Polda Jatim Jumat (6/7/2018) pagi.

Barung menyatakan jika bom bukan diledakkan oleh pelaku.

Akan tetapi meledak sendiri ketika dirakit.

Akibatnya, ledakan tersebut melukai sang anak UM (6).

2. Miliki 3 KTP

Pihak kepolisian menyatakan jika Polda Jatim telah berhasil mengantongi identitas dari pelaku yang berinisial AB.

Di mana AB memiliki 3 identitas atau KTP.

Kapolda Jatim mengatakan jika identitas pertama yang dimiliki pelaku adalah Abdullah yang berasal dari Aceh.

Kemudian Anwardi dari Banten, dan terakhir Achmad Muslim yang berasal dari Malang.

“Identitas aslinya masih dalam pengembangan. Namun, sapaan akrabnya, atau sapaan istrinya, pelaku biasa dipanggil Abdullah,” ujar Kapolda Jatim, Arifin.

4. Rekam Jejak Pelaku

Sementara itu, pihak kepolisian juga menyebut jika pelaku adalah anggota jaringan teroris lama.

Hal itu disampaikan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin.

Arifin mengatakan jika pelaku sempat melakukan aksi teror pada tahun 2010 silam.

Pelaku bahkan sempat mendekam di dalam penjara.

“Semula kami mengira, pelaku ini tidak ada kaitannya dengan jaringan teroris. Setelah kami cek, ternyata dia pernah terlibat kasus terorisme dan sempat mendekam di penjara. Kasusnya sama, peledakan bom panci,” kata Kapolda.

Arifin mengungkapkan apabila pada tahun 2010 pelaku terlibat peledakan pos lantas di Kalimalang, Jakarta.

Ia pun berhasil ditangkap dan divonis 5 tahun penjara.

“Kini dia membuat aksi seperti ini. Jadi, habis berulah di Jakarta, dia melipir geser ke Jawa Timur dan merencanakan aksinya di sini. Namun, aksinya gagal dan tidak sesuai dengan rencananya karena suatu kesalahan teknis sehingga bom lemparnya meledak. Kami juga masih mengembangkan dan mencari tahu, sebenarnya mana sasaran yang dipersiapkan diserang olehnya,” sambung Arifin.

5. Baru 6 Bulan Mengontrak

Pihak kepolisian juga menyampaikan apabila pelaku baru mengontrak rumah yang ada di Bangil sejak 6 bulan lalu.

Pernyataan ini sekaligus meralat informasi pertama yang mengatakan jika pelaku sudah mengontrak sejak 1,6 tahun lalu.

“Kalau di lokasi kejadian baru enam bulan. Satu tahunnya dia tinggal disini tapi kurang paham tinggal dimana,” terannya.

6. Pernyataan Sang Istri

DR, istri pelaku masih berstatus sebagai saksi.

Istri pelaku yang diperiksa di Mapolres Pasuruan mengatakan jika tidak mengetahui apapun.

Pihak polisi pun mengaku kesulitan menggali informasi dari DR karena dia tetap bersikukuh tak tahu apa-apa.

"Dia bersikukuh tidak mengetahui apa-apa. Tapi, saya yakin dia pasti tahu sesuatu," ujar Kapolda Jatim.

Meski telah dibujuk. ia hanya memberikan ketarangan yang sama.

"Masih diperiksa di sini sementara. Selanjutnya, mungkin ada kemungkinan yang bersangkutan akan dipindahkan ke Polda Jawa Timur atau bahkan dipindahkan ke Jakarta untuk pemeriksaan lebih lanjut," imbuhnya.

7. Kondisi Anak

Anak yang menjadi korban kini telah dipindahkan ke RS Bhayangkara Jawa Timur.

Ia juga masih dirawat secara intensif di ICU karena menderita sejumlah luka dibagian tubuhnya.

Polisi bersenjata laras panjang pun menjaga dengan ketat untuk menjaga keamanan korban.

Pihak kepolisian pun mengatakan jika pemindahan korban dari RSUD Bangil ke RS Bhayangkara adalah agar korban mendapat penanganan medis yang terbaik, demi kesehatan dan kesembuhannya.


sumber: TRibunnews

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel